KKP Dorong Perkuat Investasi dan Perdagangan Perikanan dengan China

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 21 April 2025 | 01:00 WIB
Industri Perikanan (Foto/Pixabay)
Industri Perikanan (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong penguatan investasi dan perdagangan sektor perikanan dengan China melalui partisipasi aktif dalam China (Zhejiang) – Indonesia Trade and Investment Conference yang digelar di Jakarta.

“Kami membuka ruang bagi investor untuk berkolaborasi dalam perikanan tangkap, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan penguatan logistik berkelanjutan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Tornanda Syaifullah.

Forum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Zhejiang dan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT Zhejiang), bertujuan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara dan membuka peluang investasi di sektor strategis, termasuk kelautan dan perikanan, manufaktur, logistik, dan energi terbarukan.

Tornanda mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menghadiri forum tersebut.

Komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif diwujudkan melalui kemudahan perizinan, insentif, infrastruktur pendukung, dan sumber daya manusia (SDM) yang andal.

Kerja sama itu bagian dari upaya mewujudkan industri perikanan nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global, selaras dengan arah pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Ia mengatakan, data KKP menunjukkan tren positif hubungan dagang perikanan Indonesia–China. Pada 2024, ekspor produk perikanan Indonesia ke China mencapai 1,24 miliar dolar AS.

Sementara impor hanya 96,7 juta dolar AS sehingga Indonesia mendapat surplus perdagangan produk perikanan sebesar 1,15 miliar dolar AS.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke China meliputi cumi-sotong-gurita (32,9 persen), rumput laut (18,6 persen), layur (7,9 persen), udang (7,5 persen), rajungan-kepiting (6,2 persen), dan lobster (3,6 persen).

Sementara impor dari China didominasi pacific mackerel (Scomber japonicus) beku sebesar 52,2 persen, cumi-cumi (terutama jenis Todarodes pasificus dan Dosidigcus gigas) beku sebesar 9,6 persen, dan karaginan (6,0 persen).

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: