Hari Buku Sedunia 2025: Merayakan Literasi, Hak Cipta, dan Keberagaman Budaya Global

BeritaNasional.com - Hari Buku Sedunia atau World Book and Copyright Day diperingati setiap tanggal 23 April sebagai bentuk perayaan terhadap pentingnya budaya literasi, hak cipta, dan keberlanjutan dunia penerbitan.
Dicanangkan oleh UNESCO, hari ini menjadi momentum global untuk mendorong minat baca, memperluas akses terhadap buku, dan mengapresiasi karya para penulis di seluruh dunia.
Sejarah Hari Buku Sedunia
Gagasan peringatan Hari Buku pertama kali muncul dari Vicente Clavel Andrés, seorang penulis asal Spanyol, yang ingin mengenang Miguel de Cervantes, pengarang Don Quixote.
Awalnya, peringatan ini diusulkan jatuh pada 7 Oktober, yang diyakini sebagai hari kelahiran Cervantes. Namun, UNESCO kemudian memindahkannya ke 23 April, karena tanggal tersebut juga menandai wafatnya tokoh sastra besar seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega.
Pentingnya Buku dan Literasi untuk Dunia
Buku bukan hanya sumber pengetahuan, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, serta menjadi alat pemersatu lintas generasi dan budaya.
Dalam rangka mendukung pelestarian bahasa dan literasi global, UNESCO juga menekankan pentingnya penerbitan dalam bahasa-bahasa asli sebagai bagian dari Dekade Internasional Bahasa Adat.
Sejak tahun 1995, UNESCO secara resmi menetapkan 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi buku dalam membentuk masyarakat berbudaya dan berpengetahuan.
Rio de Janeiro Jadi Ibu Kota Buku Dunia 2025
Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia 2025, UNESCO menunjuk Rio de Janeiro sebagai World Book Capital 2025. Penunjukan ini berlaku mulai 23 April 2025, menandai kali pertama sebuah kota berbahasa Portugis menerima kehormatan tersebut.
Kota ini terpilih karena kekayaan warisan sastra, serta rencana strategisnya dalam memajukan literasi dan akses buku, terutama bagi generasi muda. Rio akan fokus pada pengembangan program berbasis teknologi digital, literasi anak-anak, dan inklusi sosial melalui pendidikan dan budaya baca.
Inisiatif ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas pendidikan, menjadikan Hari Buku Sedunia 2025 bukan hanya sebagai peringatan simbolis, tetapi juga sebagai gerakan nyata menuju perubahan sosial.
Muhammad Dzaki Ramadhan
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu