Apple Terancam Kena Tarif Impor, Trump Ubah Arah Kebijakan Lagi

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 25 April 2025 | 01:09 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto/X)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto/X)

BeritaNasional.com -  Apple tampaknya belum sepenuhnya aman dari ancaman tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat. Meskipun sebelumnya sempat ada jeda selama 90 hari, Presiden Donald Trump kini memilih pendekatan berbeda: negosiasi langsung dengan masing-masing negara dan perusahaan.

Situasi ini membuat posisi Apple menjadi cukup rentan. Pasalnya, sebagian besar perangkat seperti iPhone, iPad, dan aksesoris lainnya diproduksi di luar Amerika terutama di China, India, dan Vietnam.

Jika kebijakan tarif baru diterapkan tanpa pengecualian, beban terbesar tentu akan jatuh ke perusahaan asal Cupertino tersebut.

Trump memang dikenal kerap mengubah arah kebijakannya, terutama soal tarif. Tarif global yang awalnya diberlakukan hingga 145% untuk produk dari China kini sementara diturunkan menjadi 10% selama masa negosiasi. Namun, karena keputusan bisa berubah sewaktu-waktu, tidak ada yang benar-benar yakin ke mana arah kebijakan ini akan berakhir.

Dari pihak Gedung Putih, sempat muncul pernyataan bahwa lebih dari 90 negara sedang dalam proses negosiasi dengan AS. Tapi beberapa hari kemudian, angka itu dikoreksi menjadi hanya 15 negara. Trump sendiri mengatakan:

"Pada akhirnya, saya pikir kita akan mendapatkan kesepakatan yang bagus. Tapi kalau tidak ada kesepakatan dengan suatu negara atau perusahaan, kita akan kenakan tarif."

Bagi Apple, ini jelas bukan kabar baik. Perusahaan ini sangat bergantung pada rantai pasok global. Sekitar sepertiga produksi iPhone berasal dari India, yang kini menghadapi tarif 26% versi “ringan” dari kebijakan yang lebih luas. Sementara itu, Vietnam, tempat sebagian besar iPad dan AirPods dirakit, bisa dikenai tarif hingga 46%.

Belum lagi soal komponen. Meskipun Apple memindahkan seluruh proses perakitan ke Amerika Serikat sekalipun, komponen penting seperti chip dari Taiwan, layar dari Korea Selatan, dan kamera dari Jepang tetap harus diimpor. Jadi, biaya produksinya tetap akan tinggi.

Dengan situasi yang terus berubah dan belum adanya kepastian soal tarif ini, Apple harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dan mungkin mulai mempertimbangkan kembali strategi produksinya di masa depan.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: