Longsor di Gontor 5 Magelang Akibatkan 4 Santri Meninggal, Kemenag Sampaikan Duka Mendalam

Oleh: Tarmizi Hamdi
Sabtu, 26 April 2025 | 09:15 WIB
Longsor yang terjadi di Ponpes Gontor 5 Magelang. (Foto/Kemenag)
Longsor yang terjadi di Ponpes Gontor 5 Magelang. (Foto/Kemenag)

BeritaNasional.com - Musibah tanah longsor yang mengakibatkan robohnya tandon air di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat pagi (25/4/2025) sekitar pukul 10.30 WIB menuai duka cita mendalam dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. 

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Basnang Said, menyampaikan belasungkawa atas kejadian tragis ini.

Peristiwa nahas tersebut terjadi secara tiba-tiba saat para santri sedang bersiap untuk melaksanakan ibadah salat Jumat. Longsoran tanah yang terjadi di area belakang kamar mandi asrama menyebabkan tandon air yang berada di atasnya ambruk dan menimpa area kamar mandi yang saat itu tengah ramai digunakan oleh para santri.

Upaya penyelamatan segera dilakukan, dan sejumlah santri berhasil dievakuasi ke rumah sakit. Namun, beberapa santri lainnya sempat tertimbun reruntuhan bangunan.

Berdasarkan laporan terkini dari pihak pesantren Darul Qiyam Gontor Magelang melalui Kemenag Kabupaten Magelang, musibah ini menyebabkan total 29 korban. Perinciannya adalah 16 santri menjalani perawatan intensif di rumah sakit, 9 santri mendapatkan perawatan jalan, dan 4 santri dinyatakan meninggal dunia.

“Kami sangat berduka atas peristiwa ini. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Doa kami panjatkan untuk para santri yang wafat, semoga Allah SWT menerima mereka dalam kasih sayang-Nya dan menempatkan mereka di surga terbaik. Kepada para santri yang dirawat, kami doakan segera sembuh. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan keikhlasan,” ujar Basnang saat menyampaikan pernyataannya di Jakarta yang dikutip dari laman resmi Kemenag pada Sabtu (26/4/2025).

Basnang juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada para ustaz, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemadam kebakaran, kepolisian, tenaga medis, serta para relawan yang dengan sigap memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi para korban ke Rumah Sakit Merah Putih dan fasilitas kesehatan terdekat.

“Ini adalah musibah yang tak diharapkan, dan menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya pengawasan keselamatan di lingkungan pendidikan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Direktur pesantren ini mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan para korban serta mempererat tali solidaritas dan semangat gotong royong dalam menghadapi musibah ini.

"Pesantren bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah bersama. Mari kita jaga bersama keselamatannya, demi generasi masa depan yang tumbuh dalam keamanan, ilmu, dan kasih sayang," tandasnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: