Detik-detik Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, Terjadi saat Prajurit Susun Detonator

Oleh: Bachtiarudin Alam
Senin, 12 Mei 2025 | 17:35 WIB
Ilustrasi lokasi ledakan. (Foto/TNI).
Ilustrasi lokasi ledakan. (Foto/TNI).

BeritaNasional.com - TNI Angkatan Darat (AD) saat ini masih menyelidiki insiden ledakan yang menewaskan 13 orang saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025).

“Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh Tim TNI AD termasuk terkait dengan korban sipil,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana dalam keteranganya pada Senin (12/5/2025).

Wahyu menjelaskan kronologi kejadian ledakan yang terjadi sekitar pukul 09.30 WIB setelah dilaksanakan pemusnahan amunisi tidak layak pakai inventaris TNI AD di lokasi milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut.

Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD. Prosedur yang telah dilakukan sesuai aturan dengan diawali pengecekan personel, termasuk lokasi ledakan.

“Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman. Selanjutnya, tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan,” tuturnya.

Awalnya, ledakan dari dua lubang sumur berisi amunisi tidak layak pakai yang telah disiapkan berjalan lancar. Seluruh tahapan saat itu berjalan aman tanpa ada korban jiwa. 

Kemudian, personel kembali menyiapkan satu lubang lagi untuk menghancurkan detonator atau perangkat yang digunakan untuk memicu ledakan dari bahan peledak. 

Detonator yang telah dipakai untuk memicu ledakan di dua lubang sebelumnya pun disusun oleh petugas di lubang. Namun, tiba-tiba ledakan terjadi dari dalam lubang yang telah disiapkan.

“Sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut. Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,” ungkap Wahyu.

Wahyu belum mengetahui penyebab dari ledakan bisa kembali terjadi saat penghancuran detonator. Ledakan itu mengakibatkan 13 orang meninggal dunia.

Di antara 13 Korban meninggal, empat merupakan prajurit TNI. Yakni, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan gudang Pusat Munisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Kolonel Antonius Hermawan; Mayor Anda Rohanda; Kopda Eri Dwi Priambodo; dan Pratu Aprio Setiawan.

Kemudian, sisanya korban dari masyarakat sipil. Yakni, Iyus Ibing; Erus Setiawan; Iyus (Cimerak); A Toto; Endang; Ipan; Anwar; Agus Jebrag; dan Dadang (Karang Taruna).

“Saat ini semua korban yang meninggal dunia sudah dievakuasi ke RSUD untuk dilakukan tindakan selanjutnya,” ujarnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: