Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana, 20 Mei 2025

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Selasa, 20 Mei 2025 | 17:45 WIB
Tanah longsor yang terjadi di Desa Kendan, kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung Barat. (BeritaNasional/BNPB)
Tanah longsor yang terjadi di Desa Kendan, kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung Barat. (BeritaNasional/BNPB)

BeritaNasional.com -  Bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi dalam catatan kejadian yang dirangkum oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (20/5/2025) pukul 07.00 WIB.

1. Laporan pertama yang dirangkum adalah peristiwa tanah longsor yang dipicu oleh tingginya intensitas hujan dan dengan durasi yang cukup lama di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, pada Minggu (18/5).

Lokasi  kejadian ini berada di Desa Kendan, Kecamatan Nagreg dan dilaporkan akibat peristiwa ini sebanyak tiga warga atas nama Melati (14th), Iman (50th) dan Ela (42th) mengalami luka luka serta 63 KK mengungsi di Madrasah Nurul Hidayah.

Untuk kerugian materiil tercatat sebanyak 80 unit rumah terancam, empat unit rumah rusak ringan, satu kantor desa rusak berat , kendaraan operasional kantor Desa Kendan rusak,  satu Musholla terdampak dan satu tiang listrik roboh.

BPBD Kabupaten Bandung Barat terus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk upaya penanganan darurat serta mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak dan mendirikan dapur umum lapangan di lokasi. 

2. Berikutnya bencana banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (18/5). 

Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan meluapnya Sungai Citarum, Sungai Cibeet dan Sungai Cidawolong pada hari Minggu (18/5), hal ini mengakibatkan Kecamatan Telukjambe Barat, Kecamatan Karawang Barat dan Kecamatan Telukjambe Timur terendam banjir.

Akibat peristiwa ini dilaporkan sebanyak 1,216 jiwa terdampak dan 80 jiwa mengungsi di Masjid Jami Al Ikhlas. Untuk kerugian materiil tercatat sebanyak 292 rumah, lima fasilitas umum terdampak dengan ketinggian muka air 10 – 150 sentimeter.

BPBD Kabupaten Karawang terus lakukan asesmen dan koordinasi lintas instansi untuk lakukan upaya penanganan darurat terhadap korban terdampak.

Masih di Provinsi Jawa Barat, banjir juga terjadi di Kabupaten Bekasi, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan saluran air meluap dan merendam permukiman warga pada Minggu (18/5) pukul 06.00 WIB.

Peristiwa ini terjadi di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin dan Desa Wanasari Kecamatan Cibitung yang menyebabkan sebanyak 4,262 jiwa dan kerugian materiil tercatat sebanyak 1,533 unit rumah warga terdampak.

BPBD Kabupaten Bekasi lakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan setempat serta instansi terkait untuk lakukan upaya bantuan terhadap warga terdampak, kondisi mutakhir yang dilaporkan oleh BPBD Kabupaten Bekasi bahwa banjir telah surut dan warga masih lakukan pembersihan rumah serta lingkungan dari material sisa banjir.

3. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur pada Senin (19/5) mengakibatkan terjadinya tanah longsor.

Akibat kejadian ini dilaporkan tiga rumah tertimbun material longsor dan menyebabkan 6 jiwa hilang atas nama Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, dan Torik, serta 30 jiwa terdampak dan 26 jiwa mengungsi ke tempat kerabat.

Untuk kerugian materiil tercatat 11 rumah terdampak, lima rumah rusak berat, empat akses jalan tertutup material longsor dan satu tanggul sungai jebol. Peristiwa ini melanda lima kecamatan yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Munjungan, Kecamatan Watulimo, Kecamatan Kampak dan Kecamatan Trenggalek.

BPBD Kabupaten Trenggalek berkoordinasi dengan instansi terkait serta pihak kecamatan dan desa setempat guna melakukan pendataan, evakuasi dan pencarian korban hilang.

BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter. 

Pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat.
Masyarakat diharapkan untuk selalu mengikuti arahan pemerintah dan tidak termakan dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: