Perkuat Ekonomi, Pemerintah Sediakan Kredit Alsintan dan Industri Padat Karya

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:00 WIB
Ilustrasi kredit tumbuh. (Foto/Pixabay)
Ilustrasi kredit tumbuh. (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pemerintah meluncurkan dua skema pembiayaan prioritas, yaitu Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dan Kredit Industri Padat Karya (KIPK).

Program ini bertujuan untuk memperkuat akses pembiayaan di sektor pertanian dan industri padat karya, yang merupakan tulang punggung perekonomian dan penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.

Dua skema pembiayaan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mempertahankan daya saing industri, terutama di Jawa Barat yang menjadi pusat manufaktur nasional.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan, dua sektor ini menghadapi tantangan yang serius. 

Sektor pertanian mengalami stagnasi produktivitas, sementara industri padat karya seperti tekstil, garmen, dan alas kaki tertekan oleh persaingan global.

"Pemerintah meresponsnya dengan meluncurkan dua skema prioritas, yakni Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) untuk memperkuat mekanisasi dan produktivitas pertanian, serta Kredit Industri Padat Karya (KIPK) untuk menopang modal kerja, menjaga daya saing industri, dan mempertahankan lapangan kerja di daerah," ucap Ferry Irawan melalui siaran persnya pada Rabu (20/8/2025).

FGD ini diadakan untuk mengoptimalkan penyaluran Kredit Alsintan yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 3 Tahun 2025.

Selain itu, acara ini juga mensosialisasikan Permenko Nomor 4 Tahun 2025 yang mengatur pelaksanaan KIPK.

Hingga 19 Agustus 2025, penyaluran Kredit Alsintan telah mencapai Rp 30,73 miliar dengan mayoritas disalurkan oleh Bank Sulselbar. 

Untuk mengoptimalkan program ini, beberapa strategi akan dilakukan, antara lain penyesuaian kebijakan, edukasi keuangan, penguatan kolaborasi, serta monitoring dan evaluasi.

"Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengoptimalkan penyaluran Kredit Alsintan antara lain menyesuaikan kebijakan Kredit Alsintan berdasarkan potensi daerah, menyediakan edukasi dan literasi keuangan terkait Kredit Alsintan pemanfaatan teknologi digital, penguatan kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan lembaga keuangan penyalur, serta monitoring dan evaluasi berkelanjutan pelaksanaan penyaluran Kredit Alsintan," ungkapnya.

Sementara itu, KIPK disalurkan untuk mendukung revitalisasi mesin dan meningkatkan produktivitas. Debitur KIPK bisa meminjam dana hingga Rp 10 miliar dengan subsidi bunga dari pemerintah sebesar 5%.

Sebagai salah satu kontributor utama perekonomian nasional, Jawa Barat, memiliki potensi besar. 

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan kedua 2025 mencapai 5,23%, lebih tinggi dari nasional. Jawa Barat juga menjadi pusat industri manufaktur dan penyalur KUR terbesar ketiga di Indonesia.

Sebagai bagian dari kegiatan FGD, juga dilakukan kunjungan ke calon debitur KIPK di Majalaya, Jawa Barat. 

Calon debitur bernama Aep Hendar Cahyadi, seorang pengusaha konveksi, berpotensi mendapatkan KIPK untuk membeli mesin pencelupan senilai Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: