Menteri  Kebudayaan: Tidak  Ada  Eskalator di Candi Borobudur

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 27 Mei 2025 | 13:44 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto/Kementerian Kebudayaan)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto/Kementerian Kebudayaan)

BeritaNasional.com - Dalam rangka pemasangan chairlift non-permanen di Candi Borobudur, Kementerian Kebudayaan menegaskan bahwa tidak pernah ada rencana pembangunan  lift, pemasangan eskalator,  apalagi  penggunaan  eskavator di Candi Borobudur.  

Pernyataan  ini  disampaikan  langsung  oleh  Menteri  Kebudayaan,  Fadli Zon  di  depan  Komisi  X  DPR  RI  dalam  Rapat  Kerja Menteri  Kebudayaan  dengan Komisi X DPR RI.  

Menanggapi  informasi  keliru  yang  beredar  di  masyarakat,  Menbud  Fadli  Zon  juga menyampaikan hal tersebut di Gedung DPR RI dalam kesempatan doorstop bersama sejumlah  awak  media  untuk  menyampaikan  rencana  pemasangan  chairlift  non-permanen  di Candi  Borobudur  yang  dilakukan  oleh  Injourney  selaku  pengelola Kawasan Candi Borobudur. 

"Pertama, tidak ada yang namanya pembuatan lift di Candi Borobudur," tegas Menbud Fadli Zon. 

"Kemudian ada lagi video yang mengatakan ada pemasangan eskalator, bahkan dikatakan eskavator. Ini adalah informasi yang keliru dan menyesatkan," kata Menbud Fadli Zon.

Ia mengatakan, hal yang sedang diupayakan oleh pemerintah adalah pengadaan chairlift atau alat bantu naik berupa kursi yang digerakkan secara khusus untuk mendukung aksesibilitas. Alat ini ditujukan bagi kelompok yang memiliki keterbatasan fisik, penyandang disabilitas, maupun tokoh agama seperti biksu senior yang memiliki keterbatasan dalam menjangkau bagian atas situs. 

"Chairlift ini adalah sarana inklusif. Banyak situs warisan dunia telah menggunakan fasilitas  serupa. Di  Akropolis,  Pantheon  di  Yunani,  Sistine  Chapel, hingga  Tembok Cina,  semuanya  sudah  memanfaatkan  teknologi  yang  serupa  dan  terbukti  tidak merusak situs," jelasnya. 

Ia  juga  menekankan  bahwa  chairlift  yang  dirancang  tidak  bersifat  masif  dan  tidak menyebabkan  penetrasi  atau  kerusakan  pada struktur  cagar  budaya.  

Instalasi bersifat non-permanen dan  dapat  dilepas  jika  tidak  digunakan.  Selain  itu,  terdapat pula rampway atau jalur landai portable dari kayu dan bantalan sebagai bagian dari solusi aksesibilitas yang sesuai dengan standar pelestarian. 

"Semua  langkah  ini  dilakukan  sesuai  dengan  prinsip  konservasi  dan  kaidah pelestarian cagar budaya. Tidak ada perusakan sama sekali. Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk menjadikan Borobudur sebagai destinasi budaya yang inklusif," lanjutnya.

Kementerian Kebudayaan mengimbau seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga integritas dan  kelestarian Candi  Borobudur  sebagai  warisan  budaya  dunia  dengan menyebarkan informasi yang akurat dan bertanggung jawab.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: