Qatar dan Mesir Terus Upayakan Gencatan Senjata di Gaza

BeritaNasional.com - Mesir dan Qatar berjanji akan melanjutkan upaya intensif untuk memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza berdasarkan proposal yang diajukan oleh Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah Steve Witkoff.
Sebuah pernyataan gabungan yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri kedua negara itu menyebutkan bahwa kedua pihak berharap dapat segera mencapai kesepakatan gencatan senjata sementara selama 60 hari, yang akan membuka jalan bagi gencatan senjata permanen di Gaza.
Menurut pernyataan tersebut, Qatar dan Mesir, yang berkoordinasi dengan AS, menegaskan kembali komitmen untuk mengintensifkan upaya mediasi guna menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung.
Mereka menyerukan kepada semua pihak untuk mendukung upaya para mediator guna mencapai resolusi yang menjamin stabilitas dan ketenangan di kawasan tersebut.
"Langkah ini akan membantu mengakhiri krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuka perlintasan perbatasan sesuai dengan standar spesifik, dan memfasilitasi masuknya pasokan dan bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina," papar pernyataan itu.
Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa tujuan utamanya adalah mengakhiri perang di Gaza dan memulai rekonstruksi. Pada Sabtu (31/5), Hamas mengatakan pihaknya telah memberikan respons "positif" terhadap rencana yang didukung oleh AS, yang diterima oleh Israel, namun meminta sejumlah amendemen, termasuk permintaan akan gencatan senjata dengan durasi yang lebih panjang.
Namun, Witkoff, melalui platform media sosial X, menyebut jawaban Hamas "sama sekali tidak dapat diterima" dan mendesak kelompok tersebut untuk mengadopsi kerangka kerja itu, yang menurutnya dapat membuka jalan bagi pembicaraan damai yang dapat dimulai paling cepat pekan depan.
"Itu adalah satu-satunya cara agar kita dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dalam beberapa hari mendatang," ujarnya, seraya menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan memfasilitasi pembebasan separuh dari sandera yang tersisa, termasuk yang sudah meninggal, dan membuka pintu untuk negosiasi gencatan senjata permanen.
Proposal yang didukung oleh AS itu mencakup jeda pertempuran selama 60 hari, pembebasan 28 dari 58 sandera yang masih ditahan di Gaza, pertukaran lebih dari 1.200 tawanan Palestina, dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke daerah kantong itu.
Sumber: Antara
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu