Film Wadah Besar Mengenalkan Budaya Indonesia, Menbud: Kita Kurang Layar Bioskop

BeritaNasional.com - Jumlah layar bioskop disebut Menteri Kebudayaan Fadli Zon masih kurang. Saat ini jumlah layar bioskop 2.500 layar bioskop dari kebutuhan ideal yakni 10.000 layar.
Fadli yang menyampaikan hal ini dalam penutupan festival film Balinale di Denpasar Bali, kemarin mengatakan layar bioskop menjadi salah satu infrastruktur penting dalam mengenalkan budaya Indonesia melalui karya seni film.
“Saya melihat peluang di Indonesia sangat besar, tapi memang kekurangannya bioskop kita memang kekurangan layar, kalau tidak salah kebutuhan layar kita 10 ribu yang ada baru 2.500,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia ingin investor di bidang perfilman atau sineas independen mengetahui sehingga menambah jumlah layar, serta mendorong kolaborasi kerja sama dengan pemerintah daerah agar bisa menayangkan film.
Film sambung dia menjadi wadah besar mengangkat budaya Tanah Air di kancah dunia. Sebuah film yang di dalamnya berisi banyak unsur-unsur budaya atau ekspresi budaya yang lain selain akting.
“Selain akting ada sastra di dalamnya, ada tari-tarian, ada musik, ada kuliner, film ini menjadi satu pilihan yang sangat penting untuk pemajuan kebudayaan,” imbuhnya
Kurangnya jumlah layar atau bahkan bioskop di Indonesia menurutnya menjadi salah satu tantangan untuk memajukan perfilman. Padahal peluang kekayaan cerita dan prestasi sineas dalam negeri besar.
Ia memaknai film sebagai kekuatan lunak dalam menyebarluaskan kebudayaan, seperti Korea, Amerika Serikat, dan India yang saat ini gencar mempengaruhi lewat film.
Kondisi ini harus dimanfaatkan juga oleh Indonesia sehingga Menbud mendorong agar anak muda mencintai film dalam negeri.
Menurutnya ini sudah mulai terjadi, terlihat dari jumlah tayangan film Indonesia di bioskop sepanjang 2024 yang mencapai 81 juta tayangan atau 67 persen dari seluruh film, tetapi tetap harus didorong.
Oleh karena itu selain jumlah layar yang kurang, kekurangan yang masih kementeriannya kejar adalah memperkuat pelatihan khususnya penulisan skenario sehingga karya film diminati penonton.
“Salah satu masalah kita di penulisan skenario, ceritanya bagus hebat tapi kalau skenarionya jelek filmnya akan jadi jelek, ini salah satu yang harus diperkuat dengan workshop membangun kapasitas dan penulisan skenario yang banyak,” tukasnya.
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu