Film Narik Sukmo Angkat Unsur Budaya dan Horor, Tayang 3 Juli 2025

Oleh: Bagas Kusumohadi
Rabu, 25 Juni 2025 | 01:34 WIB
Film Narik Sukmo resmi diputar erdana, tayang di Bioskop Mulai 3 Juli 2025. (Foto/Doc. Mesari Pictures)
Film Narik Sukmo resmi diputar erdana, tayang di Bioskop Mulai 3 Juli 2025. (Foto/Doc. Mesari Pictures)

BeritaNasional.com -  Film terbaru garapan Mesari Pictures dan JP Pictures berjudul Narik Sukmo resmi diperkenalkan ke publik melalui sesi Press Screening dan Konferensi Pers yang digelar pada Senin (24/6) di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan. 

Film ini mengadaptasi novel karya Dewie Sofia, Narik Sukmo mengisahkan Kenar (diperankan Febby Rastanty), seorang mahasiswi yang kehilangan semangat terhadap dunia tari setelah dikhianati kekasihnya yang berselingkuh dengan mantan sahabatnya sesama penari.

Untuk mengalihkan perhatian dan menghibur Kenar, sahabatnya Ayu (Dea Annisa) mengajaknya ke kampung halaman di Desa Kelawangin. Namun, hujan deras yang menyambut kedatangan mereka seperti menjadi pertanda bahwa bahaya sedang menanti.

Sesampainya di sana, Kenar mulai dihantui mimpi buruk sosok hitam misterius yang terus mengejarnya, seolah ingin merebut jiwanya. Ia juga sering merasa diintai oleh sosok penari misterius.

Perlahan, ia menyadari bahwa desa tempat ia berkunjung menyimpan rahasia kelam yang terkait dengan masa lalu keluarga Ayu. Untuk mencari jawaban, Ayu mengenalkannya pada Dierja (Aliando Syarief), pemuda setempat yang ikut membantu mengungkap misteri yang telah terkubur selama puluhan tahun.

Totalitas Pemain dan Tantangan Produksi

Penampilan Febby Rastanty sebagai Kenar mendapat pujian dari eksekutif produser Darmawan Surjadi. Meski ini adalah debutnya dalam genre horor, Febby dinilai berhasil menghidupkan karakter utama dengan sangat meyakinkan.

“Saya sudah yakin sejak awal bahwa Febby adalah pilihan yang tepat. Pengalaman aktingnya dan dedikasi yang dia tunjukkan selama proses produksi sangat luar biasa,” ujar Darmawan.

Kemudian produser Mulyadi JP juga juga menyoroti tantangan dalam produksi film horor yang berbeda dari genre lain, terutama soal teknis syuting malam hari dan kebutuhan fisik pemain.

Ia mencontohkan bagaimana Febby harus melakukan adegan sling tanpa pemeran pengganti, serta belajar menari tradisional khusus yang gerakannya dikoreografi langsung oleh Elly Luthan, yang juga ikut bermain dalam film ini.

“Dia profesional. Dia belajar cepat, sangat total,” kata Mulyadi.

Tak hanya Febby, Aliando Syarief juga menerima tantangan unik. Untuk perannya sebagai Dierja, ia harus belajar memainkan gamelan. Meski memiliki latar belakang musik, ia tetap mengakui kesulitan dalam menjaga tempo saat membawakan alat musik tradisional tersebut.

“Kelihatannya gampang, tapi tetap butuh konsentrasi dan feeling. Untungnya gue memang suka musik, jadi bisa cepat nyesuaiin,” ungkap Aliando.

Cerita Mistis Sarat Makna Sosial

Yang membedakan Narik Sukmo dari film horor sejenis adalah lapisan konflik yang kompleks. Tak hanya soal supranatural dan mimpi buruk, film ini juga menyentuh persoalan konflik sosial dan politik yang memecah masyarakat di Desa Kelawangin.

Ketegangan antara dua kelompok besar di desa tersebut mencerminkan dinamika kekuasaan yang sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Sutradara Indra Gunawan menekankan bahwa film ini tidak sekadar menawarkan ketegangan, tetapi juga mengangkat pesan moral.

“Desa Kelawangin adalah gambaran masyarakat kita hari ini mudah sekali terhasut oleh hoaks, fitnah, dan politik kekuasaan. Film ini ingin menyampaikan bahwa setiap keputusan pasti ada akibatnya,” jelas Indra.

Penayangan resmi film Narik Sukmo akan berlangsung pada 3 Juli di seluruh jaringan bioskop Indonesia.sinpo

Editor: Imant. Kurniadi
Komentar: