Ini Jawaban PT Sari Teknologi Usai Dikritik Remote sampai Anggaran Robot Polisi

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Selasa, 01 Juli 2025 | 17:11 WIB
Direktur Utama PT SARI Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja jawab kritikan publik. (BeritaNasional/Bachtiarudin)
Direktur Utama PT SARI Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja jawab kritikan publik. (BeritaNasional/Bachtiarudin)

BeritaNasional.com -  Direktur Utama PT SARI Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja menjawab  kritikan yang dilontarkan warganet terkait kehadiran dari robot polisi (Ropi) sebagai trobosan pada HUT Bhayangkara ke-79.

“Kita negara yang ingin jadi negara maju. Negara maju itu dikenal sebagai negara yang mampu mengembangkan teknologinya sendiri,” kata Yohanes saat ditemui usai acara di Monas Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).

Menurutnya, masyarakat harus mulai menghargai kemajuan teknologi yang diciptakan anak bangsa. Termasuk yang telah dimulai Polri sebagai langkah awal untuk adaptasi dengan teknologi.

Bekerja sama dengan PT Sari Teknologi, kata Johanes, Polri saat ini tengah mengembangkan untuk menghadirkan robot-robot yang mempu membantu pekerjaan dari anggota.

“Sekarang kalau netizen terus-terusan menekan. Apa-apa bilangnya apa? Oh remote control. Apa-apa bilang katanya pemborosan anggaran. Pori tidak memborosan anggaran,” ucapnya.

Sebab, Johanes menegaskan  kerja sama dilakukan dalam rangka pengembangan riset. Dengan dukungan Polri, untuk pihaknya saat ini terus mengembangkan robot yang telah ada.

“Ini barang-barang (Robot) kami. Bukan barang-barangnya Polri. Jadi tidak ada namanya pemborosan anggaran. Kami bergandengan tangan dengan Polri. Nanti ke depannya mungkin ada riset bersama,” jelasnya.

“Baru di situ anggaran dituangkan. Riset bersama kan panjang. Tidak langsung bagaimana ya. Jadi mesti ditangkapi dengan baik,” sambung dia.

Sedangkan terkait pemakaian remote, Johanes menyebut kalau itu dipakai sebagai kendali robot. Meski, robot tersebut bisa bergerak sendiri, tetapi kondisi lapangan tetap harus dikendalikan operator.

“Yang kedua kalau ditangkapi oh cuma remote doang. Tidak mudah banget. Dia berarti tidak paham mengenai kontrol. Sistem kontrol robot sama sistem kontrol mainan beda. Sistem kontrol mainan tidak membutuhkan perkiraan tentang lingkungan,” sebutnya.

Oleh sebab itu, Johanes menjelaskan setiap pengoperasian robot harus menyesuaikan kondisi lapangan. Hal itu dilakukan dengan sistem yang diinput melalui teknologi artificial intelegen.

“Coba bisa tidak jalan? Ya kan? Kita bayangkan anak kita saja terjungkal di monas seperti itu. Di mana robot. Tapi robot bisa menyeimbangkan diri,” tuturnya.

 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: