Palang Merah Desak Eropa Hadapi Gelombang Panas

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 06 Juli 2025 | 01:00 WIB
Ilustrasi gelombang panas (Foto/Pixabay)
Ilustrasi gelombang panas (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mendesak para pihak berwenang untuk mengubah strategi dari respons reaktif menjadi kesiapan proaktif menyusul tingginya peningkatan kebakaran hutan di Eropa akibat gelombang panas.

"Gelombang panas dan kebakaran hutan bukan lagi peristiwa yang terisolasi; keduanya menjadi kenyataan baru bagi jutaan orang di seluruh Eropa," kata Birgitte Bischoff Ebbesen, Direktur Regional IFRC untuk Eropa.

"Setiap musim panas, kita melihat kematian yang sebenarnya dapat dicegah, hilangnya mata pencaharian, dan dampak pada kesehatan masyarakat. Gelombang panas menjadi lebih mematikan, kebakaran semakin intens, dan orang-orang yang paling berisiko sering kali paling tidak siap," lanjutnya.

"Ada kebutuhan mendesak untuk beralih dari respons reaktif ke kesiapsiagaan proaktif. Jika kita lebih siap, kita bisa menyelamatkan nyawa," ujar Ebbesen.

Federasi tersebut menyerukan pemerintah dan masyarakat Eropa untuk berinvestasi dalam sistem peringatan dini, layanan kesehatan, dan beradaptasi dengan iklim untuk mengurangi korban manusia akibat bencana di masa depan.

Di kota Izmir, Aegean, Turki, kejadian kebakaran hutan telah menewaskan dua orang, sementara lebih dari 100 rumah rusak. Di pulau Kreta, Yunani, lebih dari 5.000 orang, termasuk wisatawan, telah dievakuasi. Kebakaran juga telah memaksa evakuasi di Jerman timur.

Tim Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah menyediakan bantuan penting, sebut pernyataan tersebut.

Di Yunani, para relawan membantu petugas pemadam kebakaran dengan memberikan pertolongan pertama dan perawatan bagi para pengungsi. Di Turki, tim Bulan Sabit Merah mengirimkan makanan, air, dan barang-barang bantuan.

Di Makedonia Utara, tim berkeliling untuk mendistribusikan hidrasi dan perlindungan sinar matahari kepada para migran di tengah cuaca yang sangat panas, tambah pernyataan itu.

IFRC memperingatkan bahwa hal ini hanyalah awal dari musim panas yang panjang dan berbahaya.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: