Asia Hadapi Cuaca Ekstrem: Jepang-Korea Dihantam Gelombang Panas, China-Pakistan Disapu Banjir

BeritaNasional.com - Benua Asia saat ini menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang mematikan. Hujan deras dan banjir melanda China, Pakistan, serta sebagian India.
Sementara itu, gelombang panas terik justru menyelimuti Jepang dan Korea Selatan. Dilansir dari BBC News, para ilmuwan meyakini fenomena ini merupakan dampak nyata dari perubahan iklim yang membuat cuaca menjadi lebih intens dan sulit diprediksi.
Gelombang Panas Landa Asia Timur
Jepang dan Korea Selatan sedang mengalami cuaca panas ekstrem yang telah merenggut nyawa. Di Jepang, gelombang panas ini begitu parah hingga beberapa layanan kereta api harus ditangguhkan karena rel dikhawatirkan rusak. Seorang pekerja kantoran di Jepang mengungkapkan dilemanya.
"Saya sangat prihatin dengan pemanasan global, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak bisa hidup tanpa menyalakan AC," katanya yang dikutip dari BBC News pada Kamis (7/8/2025)
Situasi serupa terjadi di Korea Selatan. Bulan lalu, negara ini mencatat 22 "malam tropis" dengan suhu di atas 25°C. Lonjakan kasus penyakit terkait panas juga dilaporkan oleh layanan darurat. Untuk mengurangi ketergantungan pada AC, pemerintah dan perkantoran melonggarkan aturan berpakaian agar karyawan bisa bekerja dengan lebih nyaman.
Vietnam juga tidak luput dari dampak panas ini. Hanoi mencatat suhu di atas 40°C pada awal Agustus, membuat ibu kota terasa seperti "panci yang terbakar," menurut pengakuan seorang pekerja konstruksi.
Banjir dan Tanah Longsor di Asia Selatan dan Tenggara
Sebaliknya, China, Pakistan, dan India justru dilanda bencana banjir dan hujan deras. Di China, banjir telah menewaskan banyak orang dalam beberapa minggu terakhir, mulai dari Shanghai hingga Beijing.
Hujan deras ini diperparah oleh aktivitas badai tropis di Pasifik barat yang meningkat pesat. Di provinsi Guangdong, ratusan penerbangan dibatalkan dan genangan air memicu kekhawatiran penyebaran virus chikungunya.
Di Pakistan, hampir 300 orang, termasuk lebih dari 100 anak-anak, tewas akibat insiden terkait hujan sejak Juni. Banjir juga merusak ratusan rumah dan sekolah.
Hong Kong pun mencatat hari terbasah di bulan Agustus sejak 1884, dengan curah hujan lebih dari 350 mm dalam satu hari.
Sementara itu, di India utara, lebih dari 100 orang dilaporkan hilang di negara bagian Uttarakhand setelah hujan deras memicu banjir bandang yang mematikan.
Fenomena cuaca ekstrem yang saling bertolak belakang ini menunjukkan betapa rentannya kawasan Asia terhadap dampak perubahan iklim.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Asia memanas hampir dua kali lebih cepat dari rata-rata global, dan selama tiga dekade terakhir, kerugian akibat cuaca ekstrem di benua ini telah mencapai 2 triliun dolar AS.
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 23 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 18 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu