Singapura Berikan Program Bantuan bagi Perusahaan Hadapi Tarif AS

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Jumat, 11 Juli 2025 | 20:00 WIB
Negara Singapura (Foto/Pixabay)
Negara Singapura (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Singapura akan meluncurkan Bantuan Penyesuaian Bisnis (Business Adaptation Grant) baru pada Oktober mendatang untuk membantu perusahaan-perusahaan yang memenuhi syarat menyesuaikan diri dengan lanskap tarif AS yang terus berubah. Hal ini diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri (PM) sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Gan Kim Yong.

Bantuan ini, yang tersedia untuk jangka waktu terbatas selama dua tahun, akan mendukung perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspor ke luar negeri atau beroperasi di pasar luar negeri dan terdampak oleh kebijakan tarif.

Bantuan ini akan digunakan untuk membiayai layanan seperti konsultasi perjanjian perdagangan bebas dan kepatuhan perdagangan, panduan hukum dan kontraktual, serta optimalisasi rantai pasokan dan diversifikasi pasar.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki operasional manufaktur, baik di luar maupun di dalam negeri Singapura, juga dapat menerima bantuan untuk biaya rekonfigurasi, termasuk biaya logistik dan penyimpanan inventaris.

Inisiatif tersebut diumumkan dalam konferensi pers terkait perkembangan terbaru dari Satuan Tugas Ketahanan Ekonomi Singapura (Singapore Economic Resilience Taskforce), sebuah badan yang dibentuk pada April untuk membantu bisnis dan para pekerja menghadapi ketidakpastian yang bermunculan akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Langkah-langkah tambahan meliputi perluasan akses terhadap layanan bimbingan karier dan dukungan pendanaan sementara yang ditingkatkan untuk sertifikasi dasar di bidang sumber daya manusia.

Berbicara dalam konferensi pers tersebut, Gan, yang juga menjabat sebagai chairman satuan tugas itu, memperingatkan bahwa putaran terbaru tarif AS akan memperpanjang ketidakpastian global dan tantangan bagi perekonomian di seluruh dunia, yang pada akhirnya semakin menghambat arus perdagangan dan membebani pertumbuhan ekonomi.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: