Presiden Prabowo Jadi Tamu Kehormatan Bastille Day: Tradisi Diplomatik Prancis bagi Pemimpin Dunia

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 14 Juli 2025 | 21:03 WIB
Presiden Prabowo Jadi Tamu Kehormatan Bastille Day. (Foto/BPMI)
Presiden Prabowo Jadi Tamu Kehormatan Bastille Day. (Foto/BPMI)

BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto mencatatkan sejarah sebagai Presiden Republik Indonesia pertama yang menjadi tamu kehormatan dalam upacara peringatan Hari Nasional Prancis atau Bastille Day, pada Senin (14/7/2025).

Undangan resmi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron ini menempatkan Indonesia dalam deretan negara-negara mitra strategis yang pernah mendapat kehormatan serupa dalam sejarah panjang Bastille Day, hal ini juga merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia di panggung diplomasi internasional.

Sejak pertama kali digelar secara resmi pada tahun 1880, Bastille Day bukan hanya perayaan Revolusi Prancis dan simbol semangat kebebasan, tetapi juga menjadi ajang diplomasi internasional. Tradisi mengundang pemimpin dunia sebagai tamu kehormatan dalam parade Bastille Day dimulai secara simbolik pada akhir abad ke-20. 

Tamu kehormatan biasanya diberikan tempat di podium utama bersama Presiden Prancis dan tokoh penting negara tuan rumah, serta dapat menyertakan partisipasi simbolis militer dari negara tamu.

Kehadiran Presiden Prabowo mengikuti jejak para pemimpin dunia yang pernah menjadi tamu kehormatan di Bastille Day.

Sebelumnya, Bastille Day telah menjadi panggung kehormatan bagi sejumlah tokoh besar dunia, seperti Presiden Nelson Mandela (1996), Presiden Luiz Inacio Lula da Silva (2005), dan Presiden Donald Trump (2017). 

Selain itu, Perdana Menteri Lee Hsien Loong (2018) hingga  Narendra Modi (2023) pernah menjadi tamu kehormatan pada acara besar tersebut. 

Undangan kepada Presiden Prabowo sebagai tamu kehormatan Bastille Day menjadi momen puncak dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Prancis dan Indonesia, sekaligus memberikan warna serta harapan baru bagi kerja sama strategis kedua negara ke depan.

 sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: