Revolusi Kopi Liberika! Inisiatif Pengembangan Bibit Unggul Siap Diwujudkan

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 22 Juli 2025 | 14:01 WIB
Revolusi Kopi Liberika! Inisiatif Pengembangan Bibit Unggul Siap Diwujudkan. (Foto/istimewa)
Revolusi Kopi Liberika! Inisiatif Pengembangan Bibit Unggul Siap Diwujudkan. (Foto/istimewa)

BeritaNasional.com - Yayasan Gambut dan Fakultas Pertanian Universitas Riau (Faperta UR) bersepakat untuk mengembangkan bibit unggul kopi liberika di Provinsi Riau. Hal ini menjadi salah satu keputusan dan komitmen bersama dalam diskusi terkait upaya pengembangan ekosistem kopi liberika di Provinsi Riau yang dihadiri oleh Dekan dan Civitas Akademik Faperta UR dan Perwakilan Yayasan Gambut pada Senin (21/07/2025) di Kampus Fakultas Pertanian Universitas Riau. 

Kesepakatan bersama untuk mengembangkan bibit unggul kopi liberika ini didasarkan atas pengalaman dan kinerja Yayasan Gambut yang fokus dalam penyelamatan dan pengelolaan kawasan gambut dan mangrove dalam beberapa tahun terakhir serta mewujudkan ekosistem kopi liberika yang inklusif dan berkelanjutan di berbagai wilayah, termasuk di Provinsi Riau. 

Menurut Ahmad Rifai - Dekan Faperta UR, upaya Yayasan Gambut dalam mengembangkan ekosistem kopi liberika yang inklusif dan berkelanjutan menjadi modal penting untuk dapat dijadikan pedoman peta jalan pengembangan kopi liberika kedepan. Selain memiliki  goals untuk penyelamatan dan pengelolaan kawasan gambut yang berkelanjutan, yayasan gambut juga mengembangkan konsep ekonomi alternatif berbasis masyarakat disekitar kawasan melalui budidaya dan pengelolaan kopi liberika.  

"Pendampingan masyarakat di tingkat tapak melalui sinkronisasi intervensi hulu dan hilir atas produk kopi liberika (budidaya, pengolahan dan pemasaran), Yayasan Gambut juga menginisiasi lahirnya Suvarnabhumi Coffee yang bertujuan menjadi offtaker untuk hasil panen kopi liberika dari masyarakat yang mereka dampingi", ujur Ahmad. 

Ahmad menambahkan bahwa Faperta UR siap mendukung konsep yang telah dikembangkan oleh Yayasan Gambut ini dengan aktif terlibat dan berkolaborasi sebagai salah satu misi perguruan tinggi dimulai dengan pengembangan bibit unggul kopi liberika yang akan disiapkan berdasarkan penelitian dan kajian secara ilmiah.

"Kedepan, Faperta UR bersama Yayasan Gambut juga telah menyiapkan 2 (dua) Desa yaitu Desa Temiang di Kab. Bengaklis dan Desa Tanjung Kuras di Kab. Siak yang akan menjadi Desa Binaan Faperta UR dengan menerapkan konsep Agroforestry Kelapa Sawit dan Kopi Liberika di kawasan gambut. Dilanjutkan dengan inisiasi Intercropping Kebun Kelapa dengan Kopi Liberika di Kab, Indragiri Hilir sebagai dukungan terhadap Program Pengembangan Kawasan Kelapa Nasional (Kegiatan Peremajaan dan Perluasan Kelapa) oleh Beppenas RI", ujar Ahmad.

Dukungan dari Faperta UR ini disambut baik oleh Yayasan Gambut. Mulyadi - Direktur Yayasan Gambut menyampaikan bahwa selama ini telah melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat dalam penyelamatan dan pengelolaan kawasan gambut yang berkelanjutan berbasis masyarakat di 9 (sembilan) desa yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di beberapa wilayah termasuk Provinsi Riau dan Bengkulu. Total sudah ada 30.166 bibit yang ditanam diantaranya kopi liberika, tanaman mangrove, bibit hutan seperti pulau dan geronggang serta bibit sagu. 

"Khusus untuk kopi liberika, kita bersama masyarakat di Bengkalis dan Siak juga sudah memulai untuk melakukan pembibitan kopi liberika. Namun kendala yang dihadapi adalah penyediaan bibit yang selama ini diperoleh dari pembibitan biji secara generatif. Saat ini bibit yang kami dapatkan dari pohon indukan dengan sistem perbanyakan pembibitannya masih dengan biji kopinya atau masih secara generatif", ucap Mulyadi.

Mulyadi juga menyampaikan bahwa kopi liberika merupakan jenis kopi yang adaptif dan sesuai dengan iklim di Riau. Saat ini kopi liberika sudah menjadi populer dikalangan penikmat kopi sehingga semakin tinggi akan permintaan kopi ini. "Harapannya dengan adanya intervensi akademisi melalui keilmuan dan teknologi serta kajian secara ilmiah kita dapat melakukan perbanyakan bibit secara vegetatif dengan teknologi kultur jaringan, sambung pucuk, dan  okulasi. Melalui intervensi ini diharapkan dapat menciptakan bibit unggul, dengan masa panen yang lebih cepat dan memiliki peluang untuk memperoleh sertifikasi produk kedepan" ungkap Mulyadi.

Hisam Setiawan yang merupakan alumni Faperta UR dan Founder Yayasan Gambut menyampaikan bahwa dalam upaya mewujudkan ekosistem kopi liberika yang comprehensive, tentunya diperlukan langkah collaborative actions dari berbagai pihak. Saat ini kita mulai bersama Faperta UR untuk mewujudkan sistem traccibility dan sustainability dalam produk kopi liberika ini. 

"Upaya mewujudkan ekosistem kopi liberika yang inklusif dan berkelanjutan diharapkan dapat menjadi role model dalam skema traccibility dan sustainibility produk kopi liberika kedepan. Dan yang pasti dapat membantu dalam pengembangan teknologi pertanian yang tepat untuk meningkatkan produktifitas kopi liberika ini" tutur Hisamsinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: