Menko PMK: Penanganan Stunting Perlu Data Akurat

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 22 Juli 2025 | 06:00 WIB
Menko PMK Pratikno. (Foto/Kemenko PMK)
Menko PMK Pratikno. (Foto/Kemenko PMK)

BeritaNasional.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan, kebijakan penanggulangan stunting tidak bisa lagi dilakukan secara seragam, melainkan harus berbasis data yang akurat.

Hal tersebut disampaikan Menko PMK Pratikno usai menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenko PMK dan Badan Pusat Statistik (BPS), di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Senin (21/7/2025).

"Jadi, kita tahu betul di mana masalahnya, apa sebabnya, dan kemudian intervensinya seperti apa. Indonesia terlalu besar, Indonesia terlalu beragam untuk diberlakukan kebijakan secara seragam. Oleh karena itu, akurasi data menjadi sangat penting" ujar Pratikno dalam keterangannya, Selasa (22/7/2025). 

PKS antara Kemenko PMK dengan BPS  ini menjadi kerja sama strategis ketiga dalam orkestrasi integrasi data stunting, setelah sebelumnya Kemenko PMK menjalin kerja sama serupa dengan Kementerian Kesehatan serta Kemendukbangga/BKKBN. Dengan keterhubungan data lintas sektor, Menko PMK berharap kebijakan yang disusun akan semakin tajam dan tepat sasaran.

"Sehingga, kami di Kemenko PMK siap melakukan orkestrasi dengan perangkat kebijakan yang lebih akurat. Kita sebutnya sebagai Precision Policy," ujar Pratikno.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dan Sesmenko PMK Imam Machdi, serta disaksikan langsung oleh Menko PMK Pratikno dan Wakil Kepala BPS Sonny Harry Budiutomo Harmadi.

Wakil Kepala BPS Sonny Harry Budiutomo Harmadi menyampaikan komitmen penuh BPS untuk mendukung orkestrasi data nasional. Ia menjelaskan, Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional mencakup 285,8 juta individu dan 93 juta keluarga, dan telah mampu mengidentifikasi karakteristik penting dari keluarga yang berisiko stunting.

"Kita bisa mengetahui secara detail adanya risiko stunting akibat gizi sensitif. Kita punya data BPS itu kondisi rumah, mulai dari alas, lantai, dinding, dan kita bisa tahu kondisi sanitasinya. Sehingga kita bisa tahu juga potensi stunting di keluarga tersebut," ujarnya. sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: