BNPB Sebut 16 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka dalam Kebakaran Lahan di Riau

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 23 Juli 2025 | 04:00 WIB
Kepala BNPB Suharyanto saat memberikan keterangan. (Foto/BNPB)
Kepala BNPB Suharyanto saat memberikan keterangan. (Foto/BNPB)

BeritaNasional.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeklaim telah menetapkan 16 orang sebagai tersangka dalam pembakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

Hal tersebut dikatakan Kepala BNPB Suharyanto saat meninjau karhutla di beberapa wilayah di Provinsi Riau pada Senin (21/7/2025). 

"Satgas hukum sudah bergerak, sudah ada yang tersangka sampai 16 orang," tegas Suharyanto dalam keterangan persnya.

Suharyanto juga menekankan bahwa penanggulangan karhutla tidak hanya berfokus pada pemadaman, tetapi juga pada penegakan hukum bagi pihak yang sengaja melakukan pembakaran lahan. 

Selain pemadaman, operasi penegakan hukum juga dilaksanakan sehingga semuanya sejalan dan terpadu,’’ paparnya.

Diketahui, sebagai langkah percepatan penanganan karhutla, BNPB telah menambah armada helikopter. 

Helikopter patroli yang semula hanya satu unit, akan ditingkatkan menjadi dua unit. Sementara itu, helikopter water bombing akan ditambah menjadi lima unit.

"Heli patroli dan waterbombing kita tambahkan, hari Rabu akan kita masukan. Mudah-mudahan dengan ini bisa membantu, jika operasi modifikasi cuacanya tidak menemukan awan untuk dijadikan hujan," kata Suharyanto melalui siaran persnya pada Selasa (22/7/2025).

Selain itu, BNPB juga melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang kini memasuki tahap ketiga. Tahap 1 dan 2 OMC sebelumnya telah dilaksanakan pada tanggal 1-7 Mei 2025 dan 7-12 Mei 2025. 

Tahap 3 dimulai pada Senin (21/7) dan akan berlangsung selama lima hari ke depan.

"Mulai tadi pagi OMC dilakukan, kami cek sudah turun hujan walaupun belum merata seluruh Provinsi Riau. Akibat OMC tahap 3 tadi Subuh, di wilayah Indragiri Hilir, Kuala Kampar, Siak, Batang Cenaku dan Bangkinang, masih kecil-kecil curah hujannya karena tergantung dengan pertumbuhan dengan awan hujan," tutur Suharyanto. 

Ia juga berharap OMC yang telah dilakukan sejak Mei lalu dapat mengisi "lumbung air" dan mencegah lahan gambut terlalu kering.

Upaya lain yang dilakukan BNPB adalah penambahan peralatan dan perlengkapan pemadaman untuk personel darat, seperti pompa, water tank portable, alat bantu pernapasan, alat pelindung diri karhutla, dan motor karhutla. 

Penambahan personel juga dilakukan dari Korem 031/Wira Bima dan Polda Riau. 

"Pasukan Korem dan Polda langsung bersama manggala agni melakukan pemadaman, perlengkapannya diperkuat dari kami," ujarnya.

"Paling besar Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kampar," tegas Suharyanto.

Melihat kondisi yang semakin parah ini, Kepala BNPB mengimbau Pemprov Riau segera menetapkan status tanggap darurat bencana karhutla.

"Pemerintah Provinsi harus (tetapkan) tanggap darurat bencana, supaya pemerintah pusat dapat leluasa memberikan bantuan kepada pemerintah daerah," imbuhnya. 

Penetapan status ini diharapkan dapat mempercepat penyaluran bantuan dari pemerintah pusat.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: