Pastikan Program Banpang dan SPHP di Makassar berjalan Optimal, Direktur Bisnis BULOG Lakukan Tinjauan Langsung ke Lapangan

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 31 Juli 2025 | 19:01 WIB
Pastikan Program Banpang dan SPHP di Makassar berjalan Optimal. (Foto/Bulog)
Pastikan Program Banpang dan SPHP di Makassar berjalan Optimal. (Foto/Bulog)

BeritaNasional.com - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan memastikan penyaluran beras pemerintah berjalan optimal, Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita, melakukan kunjungan kerja ke Kelurahan Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu (30/7). Kunjungan ini turut didampingi oleh Pemimpin Wilayah BULOG Sulselbar, jajaran Satgas Pangan, dan Aster Kodam XIV/Hassanudin, sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas pangan di daerah.

Kunjungan kerja ini mencerminkan komitmen BULOG untuk terus hadir di tengah masyarakat, memastikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Bantuan Pangan (Banpang) terlaksana secara adil, tepat sasaran, serta menjaga mutu dan keterjangkauannya.

Dalam kunjungannya kali ini, Febby mengunjungi Pasar Tradisional Pa’baeng-Baeng dengan tujuan untuk memantau langsung harga dan kualitas beras SPHP. “Kita memastikan ketersediaan beras SPHP di pasar-pasar dengan harga dan kualitas sesuai ketetapan pemerintah. Beras SPHP menjadi solusi agar masyarakat tetap bisa memperoleh beras dengan harga terjangkau, maksimal Rp12.500 per kg atau Rp62.500 untuk 5 kg,” jelas Febby Novita disela-sela kunjungannya di Pasar Pa’baeng-Baeng.

Febby menegaskan bahwa berdasarkan aturan yang berlaku, beras SPHP tidak boleh dibuka, direpak, atau diselewengkan, serta hanya boleh dibeli maksimal dua pack atau 10 kg per orang. "Kami sudah cek langsung kepada para pedagang, dan mereka memahami bahwa produk SPHP tidak boleh dibuka. Ini juga sesuai petunjuk teknis dari Badan Pangan Nasional,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Febby juga menekankan bahwa program SPHP merupakan bentuk intervensi pasar oleh pemerintah, khususnya saat harga beras meningkat karena belum masuk masa panen. “Masyarakat tidak perlu panik, karena pemerintah hadir dengan pilihan beras SPHP yang terjangkau dan berkualitas,” tutupnya.

Selain itu, kunjungan juga dilaksanakan ke salah satu titik distribusi Banpang, yaitu Kelurahan Pabaeng Baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar guna memastikan penyaluran bantuan pangan pemerintah berlangsung lancar dan tepat sasaran. Terkait penyaluran bantuan pangan nasional, Febby menjelaskan bahwa program bantuan pangan nasional menyasar sebanyak 18,3 juta penerima di seluruh Indonesia. “Untuk wilayah Sulselbar, distribusi bantuan pangan tinggal menyisakan sekitar 10 persen lagi. Dalam satu alokasi, kami mengeluarkan sekitar 183 ribu ton beras per bulan, jadi total untuk dua bulan bisa mencapai 366 ribu ton,” ujarnya.

Febby juga berkunjung ke kantor Koramil 1408-10/PNK, sebagai bentuk penguatan kolaborasi dalam mendukung kelancaran distribusi pangan di wilayah Makassar dan sekitarnya. Dengan pantauan langsung di lapangan dan kolaborasi lintas pihak, BULOG terus menjalankan perannya dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional, serta melindungi hak-hak konsumen di seluruh Indonesia.

Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan memastikan penyaluran beras pemerintah berjalan optimal, Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita, melakukan kunjungan kerja ke Kelurahan Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu (30/7). Kunjungan ini turut didampingi oleh Pemimpin Wilayah BULOG Sulselbar, jajaran Satgas Pangan, dan Aster Kodam XIV/Hassanudin, sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas pangan di daerah.

Kunjungan kerja ini mencerminkan komitmen BULOG untuk terus hadir di tengah masyarakat, memastikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Bantuan Pangan (Banpang) terlaksana secara adil, tepat sasaran, serta menjaga mutu dan keterjangkauannya.

Dalam kunjungannya kali ini, Febby mengunjungi Pasar Tradisional Pa’baeng-Baeng dengan tujuan untuk memantau langsung harga dan kualitas beras SPHP. “Kita memastikan ketersediaan beras SPHP di pasar-pasar dengan harga dan kualitas sesuai ketetapan pemerintah. Beras SPHP menjadi solusi agar masyarakat tetap bisa memperoleh beras dengan harga terjangkau, maksimal Rp12.500 per kg atau Rp62.500 untuk 5 kg,” jelas Febby Novita disela-sela kunjungannya di Pasar Pa’baeng-Baeng.

Febby menegaskan bahwa berdasarkan aturan yang berlaku, beras SPHP tidak boleh dibuka, direpak, atau diselewengkan, serta hanya boleh dibeli maksimal dua pack atau 10 kg per orang. "Kami sudah cek langsung kepada para pedagang, dan mereka memahami bahwa produk SPHP tidak boleh dibuka. Ini juga sesuai petunjuk teknis dari Badan Pangan Nasional,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Febby juga menekankan bahwa program SPHP merupakan bentuk intervensi pasar oleh pemerintah, khususnya saat harga beras meningkat karena belum masuk masa panen. “Masyarakat tidak perlu panik, karena pemerintah hadir dengan pilihan beras SPHP yang terjangkau dan berkualitas,” tutupnya.

Selain itu, kunjungan juga dilaksanakan ke salah satu titik distribusi Banpang, yaitu Kelurahan Pabaeng Baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar guna memastikan penyaluran bantuan pangan pemerintah berlangsung lancar dan tepat sasaran. Terkait penyaluran bantuan pangan nasional, Febby menjelaskan bahwa program bantuan pangan nasional menyasar sebanyak 18,3 juta penerima di seluruh Indonesia. “Untuk wilayah Sulselbar, distribusi bantuan pangan tinggal menyisakan sekitar 10 persen lagi. Dalam satu alokasi, kami mengeluarkan sekitar 183 ribu ton beras per bulan, jadi total untuk dua bulan bisa mencapai 366 ribu ton,” ujarnya.

Febby juga berkunjung ke kantor Koramil 1408-10/PNK, sebagai bentuk penguatan kolaborasi dalam mendukung kelancaran distribusi pangan di wilayah Makassar dan sekitarnya. Dengan pantauan langsung di lapangan dan kolaborasi lintas pihak, BULOG terus menjalankan perannya dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional, serta melindungi hak-hak konsumen di seluruh Indonesia.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: