Dorong Hilirisasi, Pemerintah Genjot Akselerasi Energi Terbarukan dan Net Zero Emission

BeritaNasional.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) terus menggenjot percepatan pengembangan energi terbarukan dan program Net Zero Emission.
Hal ini sejalan dengan delapan Prioritas Nasional (PN) Asta Cita Presiden 2025-2045, khususnya PN 2 tentang kemandirian dan ketahanan energi, serta PN 5 mengenai hilirisasi dan pengembangan industri berbasis sumber daya alam.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa agenda Asta Cita ini juga selaras dengan sasaran utama Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang fokus pada penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menuju Net Zero Emission.
“Bapak Presiden meminta kita untuk melakukan akselerasi dengan berbagai renewable energy. Nah Indonesia juga arahan Bapak Presiden untuk tumbuh di angka 8 persen. Oleh karena itu, untuk tumbuh 8 persen diperlukan investasi. Di mana investasi diharapkan bisa mencapai Rp13.000 triliun di periode 2025-2029. Artinya di tahun depan angka investasi itu sudah mencapai Rp2.100 triliun. Tahun ini sekitar Rp1.900 triliun. Nah kalau kita lihat kita punya cadangan batubara yang besar sekali. Artinya, batubara ini kalau kita mencapai net zero emission, tetap kita bisa ekspor batubara,” terang Menko Airlangga melalui siaran persnya pada Kamis (31/7/2025).
Menko Airlangga menambahkan, Indonesia yang kaya cadangan batu bara tak hanya mengandalkan komoditas tersebut sebagai sumber energi. Pemerintah juga mendorong hilirisasi untuk menciptakan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Salah satu contohnya adalah pengembangan Dimetil Eter (DME) sebagai alternatif LPG, demi mengurangi ketergantungan impor dan beban subsidi. Selain itu, pengembangan metanol untuk produksi biodiesel juga menjadi prioritas.
Pemerintah telah menyusun roadmap hilirisasi untuk 28 komoditas unggulan. Potensi investasi dari program ini bisa mencapai USD618,1 miliar dan diproyeksikan menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja hingga tahun 2040. Diperkirakan nilai ekspor akan mencapai USD857,9 miliar dan kontribusi terhadap PDB sebesar USD235,9 miliar. Khusus untuk proyek hilirisasi minerba, investasi diperkirakan menyentuh angka USD20 miliar.
Investasi ini akan mendukung peningkatan teknologi tinggi dalam pemanfaatan batu bara, termasuk kombinasi dengan pembakaran amonia atau hidrogen, menjadikan teknologi clean coal sebagai andalan energi Indonesia di masa depan.
“Bagi industri oil and gas, carbon capture and storage juga bisa dilakukan untuk enhanced gas recovery. Dengan carbon capture and storage itu menambah produksi gas.
Pemerintah juga terus mendorong kegiatan hilirisasi mineral dengan mengedepankan prinsip environment, social, and governance. Ini menjadi satu tantangan juga bagi industri agar good mining practice dan juga green mining practice ini bisa terus didorong,” ujar Menko Airlangga.
Hilirisasi juga memegang peran penting sebagai pengganti LPG dan pendukung produksi metanol. Beberapa proyek hilirisasi bahkan telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan dukungan regulasi dan berbagai insentif.
Menko Airlangga juga melihat momentum perang dagang saat ini sebagai kesempatan untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi non-konvensional, salah satunya melalui hilirisasi berbasis silika untuk produksi panel surya. Saat ini, panel surya dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) bahkan telah diekspor.
“Jadi itu mungkin short term rencana kita untuk mendorong Asta Cita kemandirian energi dan hilirisasi. Dan ini sangat relevan untuk industri pertambangan batubara. Kita tahu siklus batubara naik turun, tapi saat situasi turun begini, ini selalu tepat untuk memikirkan hilirisasi. Jadi, Pemerintah dan swasta, ini sangat perlu untuk mendorong Indonesia Incorporated untuk energi kita yang swasembada dan juga mendorong renewable energy, serta net zero emission. Tetapi kita harus juga menjaga bahwa coal ini menjadi salah satu tradisional andalan ekspor,” tandasnya.
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 20 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu