Kematian Akibat Alkohol Meningkat, WHO Minta Pemerintah Perketat Regulasi
BeritaNasional.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Pasifik Barat menyerukan penerapan kebijakan alkohol yang lebih ketat, menyebutkan bahwa kematian yang berkaitan dengan alkohol mencapai sekitar 500.000 orang per tahun di kawasan tersebut. Apalagi alkohol punya dampak buruk bagi kesehatan, keluarga, dan masyarakat, demikian disampaikan kantor regional WHO.
"Penyebab yang berkaitan dengan alkohol menewaskan setengah juta orang setiap tahunnya di Pasifik Barat, hampir satu orang per menit. Alkohol dikaitkan dengan lebih dari 200 penyakit dan cedera, dengan dampak yang tidak hanya dirasakan orang-orang yang meminumnya, tetapi juga merugikan keluarga, masyarakat, serta tatanan sosial yang menyatukan mereka," papar WHO.
Pada 2022, WHO menyebutkan, rata-rata konsumsi alkohol per kapita di Pasifik Barat mencapai 5,2 liter, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global, yakni 5 liter.
WHO baru-baru ini meluncurkan kampanye advokasi regional bertajuk "Alcohol Leaves a Mark", yang mendorong penerapan kebijakan dan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi masyarakat dari bahaya ekstensif yang ditimbulkan oleh alkohol.
Kampanye itu, yang bertujuan untuk menyoroti bahaya alkohol dan menyerukan penerapan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, mengungkap bagaimana alkohol dipasarkan dan dinormalisasi terlepas dari efek merugikan yang dibawanya bagi individu, keluarga, dan masyarakat, serta mendesak aksi kolektif untuk mengurangi bahaya alkohol.
Kampanye WHO mengajak para pembuat kebijakan, mitra kesehatan, media, dan masyarakat untuk membagikan materi kampanye, memulai diskusi, serta mendukung regulasi berbasis bukti.
Selain itu, badan tersebut menyesalkan bahwa pemasaran alkohol terus menormalisasi kebiasaan mengonsumsi alkohol dan menyasar kaum muda melalui berbagai platform digital. Tanpa regulasi yang lebih ketat, konsumsi alkohol diperkirakan akan terus meningkat.
Melalui kampanye itu, WHO menyerukan kepada para pembuat kebijakan agar menaikkan pajak dan harga minuman beralkohol, membatasi ketersediaannya, melarang atau membatasi pemasaran alkohol secara menyeluruh.
WHO juga meminta pemerintah di berbagai negara menegakkan langkah-langkah pencegahan aktivitas mengemudi di bawah pengaruh alkohol, serta menyediakan skrining, intervensi singkat, pengobatan, dan dukungan yang mudah diakses bagi penderita gangguan penggunaan alkohol.
Sumber: Antara
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 15 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 20 jam yang lalu







