Hal-hal yang Perlu Diketahui sebelum Pertemuan Trump-Putin di Alaska Pekan Ini

BeritaNasional.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska pada Jumat (15/8/2025).
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas cara mengakhiri konflik di Ukraina yang telah berlangsung lama.
Pengumuman pertemuan ini disampaikan Trump satu minggu setelah ia memberikan tenggat waktu kepada Rusia.
Putin harus menyetujui gencatan senjata atau menghadapi sanksi lebih lanjut dari AS.
Meskipun tiga putaran perundingan sebelumnya antara Rusia dan Ukraina tidak membuahkan hasil, pertemuan ini diharapkan dapat membawa titik terang.
Alaska sebagai Pilihan Lokasi yang Penuh Makna Sejarah
Dilansir dari BBC News pada Rabu (13/8/2025), pertemuan bersejarah ini akan diselenggarakan di Anchorage, Alaska. Pemilihan lokasi ini memiliki makna historis karena AS membeli Alaska dari Rusia pada tahun 1867.
Asisten Presiden Rusia, Yuri Ushakov, menyebut bahwa lokasi ini terasa logis karena kedua negara merupakan tetangga, hanya dipisahkan oleh Selat Bering.
"Rasanya cukup logis bagi delegasi kami untuk terbang di atas Selat Bering dan pertemuan puncak para pemimpin kedua negara yang penting dan dinanti-nantikan itu akan diadakan di Alaska," kata Ushakov.
Pertemuan tersebut akan berlangsung di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, pangkalan militer terbesar di Alaska dan pusat kesiapan militer Arktik AS.
Misi Trump: Mendengarkan dan Desak Putin Akhiri Perang
Trump telah berulang kali menyatakan niatnya untuk mengakhiri perang di Ukraina. Ia pernah berjanji bisa mengakhiri konflik dalam waktu 24 jam setelah menjabat.
Menjelang pertemuan, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa ini adalah "latihan mendengarkan bagi presiden". Hal ini juga ditegaskan oleh Trump, yang mengatakan ia memandang pertemuan puncak ini sebagai "pertemuan untuk saling mendengarkan" yang bertujuan mendesak Putin untuk menghentikan perang.
Pertemuan ini terjadi setelah utusan khusus AS, Steve Witkoff, mengadakan pembicaraan yang disebut "sangat produktif" dengan Putin di Moskow.
Ukraina Tidak Hadir, Zelensky Tolak Ide 'Pertukaran' Wilayah
Meskipun agenda utama adalah perdamaian di Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan tidak akan hadir secara fisik.
Trump menyatakan bahwa Zelensky akan menjadi orang pertama yang ia hubungi setelah pertemuan.
Namun, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump dan Zelensky akan bertemu secara virtual beberapa hari sebelumnya, bersama dengan beberapa pemimpin Eropa.
Zelensky sendiri telah menolak ide "pertukaran" wilayah yang sempat diusulkan sebagai bagian dari kesepakatan damai.
"Kami tidak akan memberi balasan kepada Rusia atas apa yang telah dilakukannya," tegas Zelensky.
Ia menambahkan bahwa perjanjian apa pun tanpa masukan dari Ukraina akan menjadi "keputusan yang mati".
Tantangan Kesepakatan: Kedaulatan Wilayah Ukraina
Meskipun kedua belah pihak ingin perang berakhir, tuntutan mereka sangat bertentangan.
Trump sempat mengatakan akan mencoba mendapatkan kembali sebagian wilayah yang diduduki Rusia itu untuk Ukraina, tetapi juga memperingatkan kemungkinan adanya beberapa pertukaran lahan.
Sebuah laporan dari CBS News, mitra BBC di AS, menyebut bahwa pemerintahan Trump berupaya memengaruhi pemimpin Eropa untuk menyetujui gencatan senjata yang akan menyerahkan sebagian wilayah Ukraina ke Rusia, termasuk Krimea dan Donbas, sebagai ganti Rusia harus menyerahkan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang saat ini didudukinya.
Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan kepada Fox News bahwa kesepakatan damai apa pun "tidak akan membuat siapa pun sangat bahagia".
"Jalan menuju perdamaian adalah memiliki pemimpin yang tegas untuk duduk bersama dan memaksa rakyat untuk bersatu," tandasnya.
EKBIS | 2 hari yang lalu
Advertorial | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 21 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 17 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 16 jam yang lalu