Trump Ultimatum Putin: Akhiri Perang Ukraina atau Hadapi Konsekuensi Berat

BeritaNasional.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan tegas kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang pertemuan puncak mereka yang dijadwalkan berlangsung di Anchorage, Alaska.
Trump menyatakan bahwa Rusia akan menghadapi "konsekuensi yang sangat serius" jika Putin tidak bersedia menghentikan perang di Ukraina.
Saat ditanya oleh awak media apakah akan ada dampak bagi Rusia jika Putin menolak mengakhiri konflik, Trump menjawab lugas, “Ya, tentu akan ada,” ujar Trump dalam pidatonya di Kennedy Center, Washington, D.C., Rabu waktu setempat. seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (14/8/2025).
“Mereka akan menghadapi konsekuensi yang sangat berat,” kata sambungnya.
Pernyataan keras ini disampaikan tak lama setelah Trump mengikuti pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan sejumlah pemimpin Eropa. Ia menyebut diskusi tersebut berlangsung sangat positif.
“Kalau harus saya beri nilai, itu 10. Suasana sangat bersahabat,” ujarnya.
Pertemuan Pertama Bisa Jadi Pembuka Jalan untuk KTT Trilateral
Pertemuan tatap muka dengan Putin ini akan menjadi yang pertama sejak Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai presiden. Ia menyebut pertemuan tersebut sebagai langkah awal untuk mengetahui posisi masing-masing, sekaligus membuka peluang menggelar KTT tiga pihak antara dirinya, Putin, dan Zelenskyy.
“Ada kemungkinan besar pertemuan pertama ini akan disusul oleh pertemuan kedua yang jauh lebih substantif,” ungkap Trump.
“Saya ingin melakukannya secepat mungkin, jika keduanya Putin dan Zelenskyy bersedia,” jelasnya.
Meskipun Trump optimistis, ia menegaskan bahwa kelanjutan dari pertemuan perdana akan sangat bergantung pada respons Putin.
“Kalau saya merasa tidak mendapat jawaban yang dibutuhkan, ya tidak akan ada pertemuan kedua. Itu tidak akan terjadi hanya demi formalitas,” tegasnya.
Fokus: Tekanan Diplomatik dan Harapan Penyelesaian
Trump tampaknya ingin menjadikan pertemuan ini sebagai momentum diplomatik penting dalam upaya mengakhiri konflik yang telah memicu ketegangan global selama beberapa tahun terakhir. Ia mengatakan bahwa pertemuan pertama lebih bersifat “menyiapkan panggung” untuk dialog yang lebih mendalam.
“Mungkin kita bisa mencapai hal-hal luar biasa di pertemuan ini. Tapi yang utama adalah mempersiapkan kemungkinan pertemuan tiga pihak berikutnya,” pungkasnya.
OLAHRAGA | 15 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 5 jam yang lalu
OLAHRAGA | 23 jam yang lalu
OLAHRAGA | 9 jam yang lalu
PERISTIWA | 6 jam yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu