Prabowo Tegaskan Direksi dan Komisaris BUMN: Tak Setuju Hapus Tantiem, Berhenti!

Oleh: Ahda Bayhaqi
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:32 WIB
Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto memberikan peringatan keras kepada direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar tidak hanya mencari keuntungan. Sebabnya, banyak ditemukan komisaris BUMN yang hanya rapat satu bulan sekali, tetapi menerima tantiem atau uang hasil keuntungan perusahaan mencapai Rp40 miliar per tahun.

"Masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya 40 miliar setahun," ungkap Prabowo saat pidato penyampaian Rancangan APBN 2026 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5/2025).

Prabowo telah memerintahkan Danantara untuk tidak memberikan tantiem kepada direksi dan komisaris BUMN yang merugi. Ia juga memperingatkan agar tidak main-main dengan uang negara. Apalagi sampai mengakali keuntungan BUMN supaya uang tantiem cair.

"Saya juga telah perintahkan ke danantara, direksinya pun tidak perlu tantiem kalau rugi. Dan untungnya harus untung bener, jangan untung akal-akalan," tegas Ketum Partai Gerindra ini.

Prabowo pun menegaskan, para direksi dan komisaris yang keberatan dan tidak menerima penghentian tantiem itu untuk segera berhenti. Apalagi banyak yang mengantri untuk menggantikannya.

"Tapi ini serius, tidak masuk akal. Jadi direksi dan komisaris, kalau keberatan, tidak bersedia, tidak menerima tantiem, berhenti. Banyak anak-anak muda yang mampu dan siap menggantikan mereka," ujarnya.

Pidato Prabowo tersebut pun mendapatkan apresiasi besar dari para anggota DPR RI yang hadir dalam Rapat Paripurna penyampaian RAPBN 2026 tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI dan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap, Prabowo sudah mengambil kebijakan pengurangan jumlah komisaris BUMN sejak satu bulan setengah lalu. 

Prabowo juga meniadakan tantiem kepada komisaris. Hasilnya, negara berhasil menghemat Rp17-18 triliun.

"Lalu yang kedua memang tantimnya ditiadakan Dan itu kalau saya tidak salah ada penghematan sekitar 17-18 triliun dari tantiem-tantiem yang ada," ujar Dasco.

Selain itu, Prabowo ternyata sengaja menugaskan sejumlah wakil menteri atau Wamen untuk duduk di kursi komisaris BUMN. Tugasnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah. Para Wamen yang menjadi komisaris BUMN juga tidak mendapatkan tantiem.

"Justru memang wamen-wamen itu ditaruh oleh presiden untuk perpanjangan tangan pemerintah," jelas Dasco.

"Jadi, sebelumnya memang Wamen-Wamen itu disampaikan bahwa mereka ditaruh tidak mendapatkan tantiem, hanya kerja untuk membantu mengawasi BUMN sebagai perwakilan dari pemerintah," sambungnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: