Gencatan Senjata Gaza Terancam Runtuh, Palestina Tuduh Israel Langgar Kesepakatan
BeritaNasional.com - Gencatan senjata di Jalur Gaza kembali menjadi sorotan dunia. Meski kesepakatan telah disepakati, kondisinya masih jauh dari stabil.
Duta Besar Palestina untuk Austria sekaligus peninjau tetap di PBB, Salah Abdel Shafi, menegaskan bahwa situasinya masih rapuh karena Israel dinilai belum sepenuhnya menjalankan komitmen yang telah ditetapkan.
“Gencatan senjata ini jelas tidak stabil, bahkan sangat rapuh. Sejak diberlakukan, Israel telah menewaskan sekitar 260 warga Palestina di wilayah yang dikontrolnya,” ujar diplomat Palestina itu.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi berlaku pada 10 Oktober. Tiga hari setelahnya, empat pemimpin dunia Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sepakat menandatangani deklarasi untuk memperkuat implementasi gencatan senjata di Gaza.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup, yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.
Israel pun melakukan pembebasan besar-besaran dengan melepaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza serta 250 narapidana berkategori hukuman panjang.
Namun, meski pertukaran tahanan telah selesai, ketenangan ternyata belum sepenuhnya pulih. Berbagai laporan menunjukkan masih terjadinya kekerasan sporadis di wilayah yang berada di bawah kontrol Israel. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa gencatan senjata sewaktu-waktu bisa runtuh.
Shafi menekankan bahwa harapan untuk stabilitas jangka panjang hanya dapat terwujud jika Israel konsisten menaati komitmen yang telah dibuat serta menghentikan seluruh bentuk serangan.
“Tanpa langkah nyata dari Israel, gencatan senjata ini hanya akan bertahan sementara,” katanya.
Masalah ini pun kembali menjadi perhatian komunitas internasional. Banyak pihak mewaspadai kemungkinan meningkatnya eskalasi yang dapat memicu krisis kemanusiaan baru di Gaza wilayah yang sudah lama berada dalam tekanan akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
EKBIS | 9 jam yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu







