Netanyahu Didesak Segera Setujui Kesepakatan Pertukaran Sandera dengan Hamas

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 25 Agustus 2025 | 10:02 WIB
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (Foto/X Netanyahu)
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (Foto/X Netanyahu)

BeritaNasional.com -  Pada Minggu lalu, Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, secara terbuka meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menerima proposal pertukaran tahanan yang tengah diajukan.

Zamir mengingatkan bahwa rencana pendudukan Kota Gaza berpotensi membahayakan nyawa para sandera yang saat ini ditahan.

Desakan ini muncul di tengah tekanan kuat dari keluarga sandera Israel yang menginginkan segera ada kesepakatan demi membebaskan orang-orang terkasih mereka.

Netanyahu sebelumnya telah memerintahkan dimulainya negosiasi untuk pembebasan seluruh sandera, namun tetap melanjutkan rencana militer untuk menguasai Kota Gaza dan memindahkan penduduknya.

Komentar Netanyahu menunjukkan kemungkinan ia menginginkan kesepakatan dengan persyaratan baru, sementara para mediator tengah menunggu jawaban resmi dari pemerintahannya terkait usulan yang diajukan oleh Mesir dan Qatar. Proposal ini sejatinya sudah sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan sebelumnya yang diterima Hamas.

“Kesepakatan itu sudah ada di meja, dan harus segera diambil,” ujar Zamir dalam pernyataannya yang disiarkan oleh Channel 13 Israel, dikutip Senin (25/8/2025).

“Tentara sudah menciptakan kondisi yang memungkinkan kesepakatan ini terlaksana, keputusan sekarang ada di tangan Netanyahu,” ucapnya lebih lanjut.

Meski mendukung pertukaran tahanan, Zamir menyuarakan kekhawatiran serius terkait rencana pendudukan Gaza City. Ia menegaskan bahwa operasi militer di kawasan tersebut bisa sangat membahayakan keselamatan sandera.

Pernyataan Zamir mendapat sambutan positif dari keluarga sandera. Mereka menilai kepala staf militer tersebut mewakili suara mayoritas masyarakat Israel yang menginginkan kesepakatan komprehensif untuk mengembalikan sekitar 50 sandera dan mengakhiri konflik.

Israel memperkirakan Hamas saat ini menahan sekitar 50 sandera, dengan 20 di antaranya masih hidup.

Di sisi lain, Tel Aviv menahan lebih dari 10.800 warga Palestina, di tengah laporan dari kelompok hak asasi manusia tentang penyiksaan dan pengabaian medis terhadap para tahanan.

Pada Jumat lalu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memberikan persetujuan terhadap rencana pendudukan Gaza City, disertai janji akan melakukan serangan besar-besaran dan memaksa penduduk mengungsi.

Menurut laporan, proposal pertukaran tahanan mencakup penarikan sebagian pasukan Israel ke dekat perbatasan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.

Di dalamnya juga terdapat usulan gencatan senjata sementara selama 60 hari, dengan pertukaran dilakukan dalam dua tahap: pembebasan 10 sandera hidup dan pengembalian 18 jenazah Israel sebagai imbalan tahanan Palestina. Selain itu, ada pembicaraan terkait kemungkinan gencatan senjata permanen.

Konflik yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 62.700 warga Palestina di Gaza. Serangan militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut, yang kini tengah menghadapi krisis kelaparan.

Pada November tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga sedang menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang yang dilancarkan di wilayah tersebut.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: