Sri Mulyani Respons Penjarahan Rumahnya di Bintaro: Mari Kita Bangun Indonesia Tanpa Kebencian

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 01 September 2025 | 10:19 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (Beritanasional/Elvis)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (Beritanasional/Elvis)

BeritaNasional.com -  Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani akhirnya angkat bicara terkait insiden penjarahan yang terjadi di kediamannya di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, pada Minggu (31/8/2025).

Aksi yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal ini sempat viral di media sosial dan memicu keprihatinan publik.

Melalui akun Instagram pribadinya @smindrawati, Sri Mulyani menyampaikan pernyataan resmi pada Senin pagi (1/9/2025). Ia mengucapkan terima kasih atas berbagai bentuk simpati dan dukungan moral dari masyarakat yang disampaikan sejak kabar tersebut mencuat.

"Terima kasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini," tulis Sri Mulyani.

Dalam unggahannya, Sri Mulyani juga mengajak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara damai dan tidak merusak tatanan sosial yang telah dibangun bersama.

"Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik," ujarnya.

Pernyataan tersebut sekaligus menjadi respons tegas atas tindakan anarki yang menimpa rumahnya, sekaligus bentuk ajakan untuk menjaga persatuan di tengah dinamika sosial-politik yang terjadi saat ini.

Demokrasi Harus Dijalankan dengan Etika dan Moral

Dalam pernyataan lengkapnya, Sri Mulyani menekankan bahwa membangun Indonesia adalah perjuangan yang tidak mudah. Ia menyebut bahwa demokrasi harus dijalankan dengan menjunjung tinggi etika, moralitas, dan hukum, bukan dengan kekerasan atau tindakan intimidatif.

"Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur," tulisnya lebih lanjut.

Ia juga menjelaskan bahwa segala bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dapat ditempuh melalui jalur konstitusional yang telah disediakan, seperti judicial review di Mahkamah Konstitusi, atau melalui pengadilan jika pelaksanaan undang-undang dinilai menyimpang.

"Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab, tidak dengan anarki, intimidasi serta represi," tulisnya.

Menkeu Tegaskan Komitmen Jalankan Amanah dengan Integritas

Sebagai pejabat negara, Sri Mulyani menegaskan komitmennya untuk bekerja dengan amanah, jujur, transparan, dan profesional. Ia mengakui tugas tersebut tidaklah mudah, namun merupakan amanah mulia yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang terus memberikan masukan, kritik, hingga sindiran sebagai bagian dari proses demokrasi.

"Terima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat."

Di akhir pernyataannya, Menkeu memohon maaf atas kekurangan yang mungkin terjadi selama ia menjalankan tugas negara, serta mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga semangat kebersamaan dalam membangun bangsa.

"Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia," tutupnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: