Dari Demo Akhir Agustus, Kompolnas Berharap Polri Lakukan Reformasi

Oleh: Bachtiarudin Alam
Minggu, 07 September 2025 | 17:15 WIB
Komisioner Kompolnas Choirul Anam saat diwawancarai. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)
Komisioner Kompolnas Choirul Anam saat diwawancarai. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)

BeritaNasional.com - Aksi demonstrasi yang berujung kericuhan pada akhir Agustus 2025 kemarin menyisakan berbagai masalah yang harus diselesaikan. 

Salah satunya adalah reformasi yang harus dilakukan Polri seiring berbagai tantangan yang dihadapi.

Harapan itu pun juga disuarakan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam bahwa Polri harus melihat sebuah ruang terbuka berbasis digital yang harus masuk menjadi agenda reformasi.

“Salah satu yang paling penting misalnya, dalam konteks ruang terbuka ya. Refleksi dari aksi kemarin dunia digital menjadi suatu perubahan mendasar dalam konteks bagaimana ruang publik yang berbeda jauh dengan aturan yang ada yang segera direformasi,” kata Anam dalam keteranganya pada Minggu (7/9/2025).

Dengan tetap basis pendekatan yang humanis, lanjut Anam, reformasi harus dilakukan Polri. Sebab, jangan sampai ruang terbuka dan sebagainya disikapi memakai pendekatan kekerasan.

“Pola perubahan masyarakat inilah, yang segera direspons dengan mempertajam berbagai aturan dengan pelaksanaan di lapangan itu semakin humanis, profesional,” tuturnya.

Misalnya, Anam memberikan contoh dari beberapa kejadian yang terjadi selama aksi demonstrasi, aparat penegak hukum harus berpegang teguh pada SOP, pada prinsip humanis.

“Salah satu yang penting misalnya menahan diri, yah tidak bisa misalnya di beberapa wilayahnya misalnya diamankan terus disuruh telanjang dada itu tidak bisa itu tidak boleh,” tuturnya.

Selain itu, Anam mengatakan selama proses hukum berjalan bagi pihak yang diduga melanggar pidana harus diberikan pendampingan, termasuk keluarga yang terinformasi dengan baik.

“Sehingga, keluarga yang anggota keluarganya diamankan itu juga jelas mendapatkan informasi dan sebagainya dan ini harus menjadi catatan. Apalagi yang terus maju sebagai tersangka, yang diproses hukum dan lain-lain pendampingan hukumnya aksesnya harus dibuka,” imbuhnya.

Selain itu, Anam berharap masyarakat melakukan reformasi tentang menumbuhkan kesadaran menjaga ruang publik. Termasuk para elite yang harus dengan bijak mendengarkan masukan dan kritik dari masyarakat

“Ini tanggung jawab kita semua. Di elite kekuasaan harus terbuka dalam berbagai masukan, kritikan, dan sebagainya. Di ruang masyarakat, gunakan hak Anda untuk mengeluarkan ekspresi berpendapat dengan cara damai. Di ruang aparat bertindaklah dengan humanis dan profesional dan semua pihak harus berbenah,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: