Aktivis Charlie Kirk Tewas setelah Ditembak saat Debat, Trump Ucapkan Belasungkawa

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 11 September 2025 | 13:35 WIB
Presiden AS Donald Trump (Foto/X Donald J Trump)
Presiden AS Donald Trump (Foto/X Donald J Trump)

BeritaNasional.com - Charlie Kirk yang merupakan seorang aktivis konservatif terkemuka dan pendukung setia Donald Trump meninggal dunia pada usia 31 tahun setelah menjadi korban penembakan. 

Dilansir dari BBC News pada Kamis (11/9/2025), insiden tragis ini terjadi saat Charlie sedang berdebat di Universitas Utah Valley (UVU), Orem, Utah.

Menurut juru bicara UVU, Charlie Kirk baru sekitar 20 menit berpidato ketika terdengar suara tembakan dari sebuah gedung di dekatnya. 

"Sepengetahuan kami, ia tertembak dan dibawa bersama tim keamanannya keluar dari gedung, sementara halaman dikosongkan," kata juru bicara tersebut.

Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan Kirk yang saat itu sedang berbicara di hadapan mahasiswa terlihat kaget dan terguncang saat suara tembakan terdengar dari kejauhan. Kejadian ini sontak memicu respons dari para tokoh politik AS.

Kronologi Penembakan

Menurut Juru Bicara Kirk, Andrew Kolvet, penembakan terjadi sekitar pukul 12.10 siang saat Kirk sedang berbicara dalam rangkaian acara bertema Tur Kembalinya Amerika. Sebuah peluru menembus lehernya ketika ia sedang menjawab pertanyaan dari seorang mahasiswa terkait penembakan massal. Ia segera dilarikan ke rumah sakit oleh tim keamanannya.

Video insiden kekerasan tersebut cepat beredar di media sosial. Sontak, para politikus dari Partai Republik dan Demokrat beramai-ramai menyampaikan duka dan doa mereka di media sosial.

Pada awalnya, polisi sempat memborgol seorang tersangka, namun orang tersebut kemudian dibebaskan. Hingga kini, aparat masih terus memburu pelaku penembakan. FBI telah meluncurkan penyelidikan bersama dengan penegak hukum setempat untuk mengusut kasus ini.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Charlie Kirk

Lahir di pinggiran kota Chicago, Kirk dikenal sebagai salah satu tokoh media sayap kanan yang berpengaruh. Ia adalah CEO dari Turning Point Action, sebuah organisasi nirlaba yang berkontribusi besar dalam pemenangan Trump di masa jabatan keduanya.

Di kalangan mahasiswa, Kirk dikenal lewat acara viralnya "Prove Me Wrong", di mana ia mengajak para mahasiswa untuk berdebat dengannya tentang berbagai isu. Melalui acara radio "The Charlie Kirk Show", ia juga gencar menyuarakan pandangan konservatifnya, sering kali menentang isu-isu seperti perubahan iklim, teori rasial, dan kontrol senjata.

Pandangan-pandangan Kirk sering kali memicu kontroversi. Ia menentang pernikahan sesama jenis dan menolak kewajiban penggunaan masker saat pandemi. Setelah kekalahan Trump di tahun 2020, ia juga turut menyebarkan klaim kecurangan pemilu yang terbukti tidak benar.

Meskipun pandangannya sering kali kontroversial, pengaruh Kirk di kalangan pemilih muda diakui oleh tokoh politik dari kubu lawan. Gubernur California, Gavin Newsom, yang merupakan tokoh terkemuka dari Partai Demokrat, bahkan memuji Kirk dalam sebuah episode podcast-nya.

"Saya harus mengagumi apa yang telah Anda lakukan, bukan untuk mempersenjatai, tetapi untuk mengorganisir di kampus-kampus ini sudut pandang yang berbeda," ujar Newsom.

Setelah insiden penembakan ini, Newsom juga mengutuk keras serangan tersebut. Ia menulis di media sosial bahwa serangan itu "menjijikkan, keji, dan tercela" dan menekankan bahwa kekerasan politik harus ditolak dalam bentuk apa pun.

Charlie Kirk meninggalkan istrinya, Erika Frantzve, dan dua orang anak mereka.

Sikap Donald Trump

Donald Trump melalui akun Truth Social-nya mengajak para pengikutnya untuk mendoakan Kirk. 

"Kita semua harus berdoa untuk Charlie Kirk, yang telah ditembak. Dia pria yang hebat dari atas sampai bawah. Tuhan memberkatinya!" tulis Trump.

Wakil Presiden JD Vance juga menyampaikan rasa dukanya di platform X menulis “Doakan Charlie Kirk, pria yang sangat baik dan ayah muda.”

Sebagai informasi, Charlie Kirk adalah CEO sekaligus salah satu pendiri Turning Point USA, sebuah organisasi pemuda konservatif. 

Ia dikenal sebagai salah satu pendukung vokal Trump dan Partai Republik meskipun sering kali memicu kontroversi karena dukungannya terhadap berbagai teori konspirasi.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: