Bangladesh Ingatkan Kembali Dunia untuk Perhatikan Pengungsi Rohingya

BeritaNasional.com - Penasihat Utama Pemerintah Bangladesh, Muhammad Yunus merilis rencana tujuh poin untuk melindungi Rohingya dalam sebuah konferensi tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh PBB soal minoritas Muslim yang dipersekusi tersebut.
"Delapan tahun sejak genosida dimulai, penderitaan Rohingya terus berlanjut. Inisiatif untuk mengakhiri krisis ini masih berkurang. Pendanaan internasional menghadapi kekurangan yang mengkhawatirkan," katanya.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam sesi pembukaan konferensi tingkat tinggi mengenai situasi Muslim Rohingya dan minoritas lainnya di Myanmar yang diselenggarakan di markas besar PBB di New York.
Yunus menyerukan kembali warga dunia untuk menyoroti situasi Rohingya, karena perhatian terhadap penderitaan Rohingya telah berkurang akibat krisis-krisis besar lainnya.
"Dunia tidak dapat membiarkan Rohingya menunggu lebih lama lagi untuk kembali ke rumah," tambah Yunus.
Yunus sendiri merupakan seorang peraih Nobel Perdamaian. Bangladesh saat ini menampung sekitar 1,3 juta pengungsi Rohingya di distrik pesisir Cox'z Bazar, dengan mayoritas telah melarikan diri dari negara tetangga Myanmar pada 2017 menyusul tindakan keras militer di negara bagian Rakhine.
Menurut kantor Yunus, 1,3 juta pengungsi tersebut mencakup sekitar 150 ribu warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh selama 18 bulan terakhir, yang memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan.
Karena krisis Rohingya bermula di Myanmar, solusinya terletak di sana, ujarnya.
"Bangladesh adalah korban krisis. Kami terpaksa menanggung kerugian finansial, sosial, dan lingkungan yang sangat besar. Aktivitas kriminal, termasuk aliran narkoba ke Bangladesh melalui Rakhine, mengancam tatanan sosial kami," katanya.
Yunus merilis rencana tujuh poin untuk melindungi Rohingya antara lain: Menyusun peta jalan praktis untuk repatriasi Rohingya yang aman dan bermartabat dengan stabilisasi yang wajar di negara bagian Rakhine; Memberikan tekanan efektif kepada Myanmar dan Tentara Arakan untuk mengakhiri kekerasan terhadap Rohingya dan memulai repatriasi berkelanjutan mereka, dimulai dengan mereka yang baru tiba di Bangladesh, dan mereka yang mengungsi secara internal.
Yunus juga mengusulkan penggalangan dukungan internasional untuk menstabilkan Rakhine, dan menempatkan kehadiran warga sipil internasional untuk memantau stabilisasi selain mendukung langkah-langkah membangun kepercayaan untuk integrasi berkelanjutan Rohingya dalam masyarakat dan pemerintahan Rakhine.
Kemudian, menggalang dana donasi untuk mendanai sepenuhnya rencana respons bersama, mewujudkan akuntabilitas dan keadilan restoratif, serta membongkar ekonomi narkotika dan memerangi kejahatan lintas batas.
Sumber: Antara
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 20 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 22 jam yang lalu
TEKNOLOGI | 6 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu