Pelatih Umumkan Perpisahan dengan PSM Makassar, Ungkap Alasan Finansial

Oleh: Harits Tryan
Kamis, 02 Oktober 2025 | 07:00 WIB
Bernardo Tavares Umumkan Perpisahan dengan PSM Makassar. (Foto/instagram Bernardo Tavares)
Bernardo Tavares Umumkan Perpisahan dengan PSM Makassar. (Foto/instagram Bernardo Tavares)

BeritaNasional.com - Kabar mengejutkan datang dari PSM Makassar. Pelatih kepala klub berjuluk Juku Eja yakni Bernardo Tavares itu resmi mengumumkan pengunduran dirinya setelah lebih dari tiga tahun menukangi tim tertua di Indonesia tersebut.

Dalam pernyataan terbukanya, sang pelatih menyampaikan rasa terima kasih kepada Indonesia, Sulawesi, Makassar, serta PSM Makassar yang disebutnya selalu memiliki tempat istimewa di hatinya. Namun, ia menegaskan keputusannya mundur tak lepas dari persoalan keuangan yang terus membayangi klub.

“Selama tiga setengah tahun saya menghadapi situasi sulit terkait pembayaran gaji. Musim lalu saya diyakinkan soal stabilitas keuangan dan proyek kuat untuk musim 2025/26. Saya bahkan menolak tawaran lain untuk bertahan, tetapi masalah tetap berlanjut,” ungkapnya.

Ia menambahkan, sulitnya merekrut pemain akibat larangan FIFA dan reputasi buruk soal keterlambatan pembayaran membuat pekerjaan semakin berat. Meski demikian, ia tetap bangga mampu membangun tim kompetitif bersama staf dan pemain, sekaligus menjaga ikatan erat dengan suporter.

Pelatih yang dikontrak PSM sejak 2022 itu memutuskan mundur pada jeda internasional FIFA agar klub punya waktu mencari pengganti sebelum laga berikutnya pada 19 Oktober.

Selama masa kepemimpinannya, PSM mencatat sejumlah pencapaian gemilang, di antaranya:

  • Juara Liga Indonesia 2022/23 (setelah penantian 23 tahun)
  • Finalis Piala AFC ASEAN 2022/23
  • Perempat final Piala Presiden 2022
  • 10 poin di fase grup Piala AFC 2023/24
  • Semifinal Kejuaraan Klub ASEAN 2024/25

Selain sukses di level kompetisi, ia juga menekankan kontribusi PSM dalam melahirkan banyak pemain muda yang menembus timnas Indonesia.

“Meski dengan keterbatasan finansial, kehilangan pemain kunci setiap musim, serta bermain dua tahun tanpa stadion di Makassar, kami tetap mampu bersaing. Saya pergi dengan rasa sakit, tapi juga dengan kebanggaan. PSM Makassar akan selalu ada di hati saya,” tutupnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: