Kritik Pedas Wasit Premier League Anthony Taylor, Soroti Ekspektasi Kesempurnaan dan Pelecehan Suporter

Oleh: Tarmizi Hamdi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 18:30 WIB
Wasit Premier League Anthony Taylor. (Foto/fa.com)
Wasit Premier League Anthony Taylor. (Foto/fa.com)

BeritaNasional.com - Wasit senior Premier League Inggris Anthony Taylor melontarkan kritik keras terhadap budaya ekspektasi kesempurnaan yang membebani para pengadil lapangan. 

Ia mengungkapkan bahwa intensitas pelecehan yang diterimanya, terutama pasca-laga besar, telah mencapai titik di mana keluarganya memilih untuk berhenti menonton pertandingannya.

Dilansir BBC Sport, Taylor (46) secara blak-blakan menceritakan momen terburuk yang pernah ia alami: menjadi sasaran amukan penggemar AS Roma di bandara Budapest setelah memimpin final Liga Europa 2023.

"Itulah situasi terburuk yang pernah saya alami dalam hal pelecehan. Bukan hanya karena saya sedang bepergian bersama keluarga saat itu, tetapi juga karena hal itu menyoroti dampak perilaku seseorang terhadap orang lain," kata Taylor.

Dampak Buruk dari Budaya "Menang dengan Segala Cara"

Taylor, yang telah memimpin pertandingan di Piala Dunia 2022 dan dua Kejuaraan Eropa, mengakui bahwa terkadang dirinya mempertanyakan apakah semua ini sepadan. Namun, ia menegaskan bahwa menjadi wasit papan atas adalah salah satu pekerjaan terbaik di dunia.

Kekhawatiran terbesarnya adalah pendekatan sepak bola yang mengutamakan 'menang dengan segala cara', yang dinilainya merusak kesehatan mental dan kinerja wasit.

"Budaya sepak bola secara umum adalah, 'kita harus memenangkan pertandingan ini dengan cara apa pun'," jelasnya.

Ia mengkritik banyaknya pihak yang pascapertandingan, berupaya mengalihkan fokus kepada seseorang yang harus disalahkan, sering kali menyebarkan narasi palsu dan teori konspirasi, sehingga menciptakan lingkungan yang sangat negatif.

Insiden Final Liga Europa 2023

Puncak pelecehan yang ia alami terjadi setelah Final Liga Europa 2023 antara Roma dan Sevilla. Setelah Roma kalah, pelatih saat itu, Jose Mourinho, menyebut Taylor sebagai "aib" dan menghadapinya di tempat parkir. insiden ini berujung pada larangan empat pertandingan bagi Mourinho.

Taylor meyakini bahwa perilaku Mourinho sangat mungkin memengaruhi para penggemar yang kemudian menyerangnya dan keluarganya di bandara.

"Ya. Saya rasa kalau mau jujur, ya," jawabnya saat ditanya apakah perilaku pelatih dapat memengaruhi penggemar.

Pengalaman traumatis itu membawa konsekuensi pribadi yang mendalam. Keluarga Taylor memutuskan untuk tidak lagi menonton satu pun pertandingannya sejak insiden tersebut.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: