Dokter Jelaskan Tanda-tanda Obesitas yang Perlu Bantuan Medis

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:30 WIB
Dokter jelaskan tanda-tanda obesitas yang perlu bantuan medis. (Foto/Pexels)
Dokter jelaskan tanda-tanda obesitas yang perlu bantuan medis. (Foto/Pexels)

BeritaNasional.com - Obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat, Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes dr. Waluyo Dwi Cahyono, SpPD-KEMD, FINASIM menjelaskan tanda obesitas yang memerlukan bantuan medis, seperti indeks massa tubuh (BMI) yang melebihi 25.

“Jadi kalau kita sudah bisa menegaskan dia obesitas terutama jika BMI lebih dari 25,” kata Waluyo dalam diskusi kesehatan di Jakarta, yang dikutip Kamis (16/10/2025).

Waluyo menjelaskan, individu terindikasi obesitas yang diikuti dengan penyerta seperti kelainan pembuluh darah, jantung, diabetes juga menjadi tanda perlu penanganan medis.

“Tujuannya penanganan medis itu supaya jangan timbul komplikasi kronik,” imbuhnya.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengingatkan obesitas merupakan suatu penyakit yang kronis.

Waluyo menjelaskan, menunda manajemen berat badan atau penanganan obesitas dapat memicu risiko masalah kesehatan. Misalnya, pada penderita obesitas lutut biasanya menjadi organ yang terbebani, bahkan untuk aktivitas ringan seperti menaiki tangga.

Kemudian, sambung dia, obesitas juga dapat memicu gangguan hormon dan gangguan tidur seperti sleep apnea yakni kondisi di mana napas berhenti sesaat ketika seseorang sedang tertidur dan tubuh refleks terbangun.

“Risiko yang lainnya dengan obesitas, tentu kerja jantungnya lebih berat memicu untuk hipertensi, nanti lanjut menjadi gagal jantung,” ungkap Waluyo. 

Dokter yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi itu menyampaikan, untuk mencegah obesitas, yang bisa dilakukan dalam membantu mempertahankan berat badan ideal salah satunya adalah komitmen dan disiplin.

“Setelah berkomitmen, disiplin, kita mulainya dengan perubahan gaya hidup mengatur asupan makan, aktivitas fisiknya. Pada mereka yang BMI-nya masih di bawah 23 tanpa komplikasi tentu gaya hidup itu harus jalankan,” jelas dia.

Waluyo mengingatkan bahwa penurunan berat badan tidak akan bertahan lama tanpa komitmen dan disiplin. Menurutnya, ada banyak pasien yang telah berhasil menurunkan berat badan dengan bantuan pengobatan, namun kembali mengalami kenaikan karena tidak melanjutkan gaya hidup sehat.

“Begitu berat badannya turun ideal, kembali lagi, komitmennya itu tidak dijalanin, dietnya mulai ngaco, aktivitasnya berkurang, balik lagi dia. Jadi ini sebetulnya tergantung disiplin kita,” katanya.

Bagi yang mengalami obesitas, lanjut Waluyo, mungkin tidak cukup dengan didorong gaya hidup, namun harus melakukan tindakan bariatrik atau operasi.

Dalam menjaga berat badan juga disarankan untuk mengurangi mengonsumsi yang manis dan berminyak. Kemudian, kata Waluyo, komposisi yang dikonsumsi harus ada karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Waluyo menambahkan, untuk olahraga terutama bagi penderita obesitas dilakukan secara ritmik, terukur, dan konsisten.

“Tidak perlu lama, tapi efektif, 15 menit itu sih cukup, olahraganya bisa lari kecil, jalan boleh. Durasinya kalau bisa lakukan tiap hari lebih bagus, tapi minimal seminggu tiga kali,” tandas Waluyo.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Kiswondari
Komentar: