Survei Indostrategi atas Satu Tahun Pemerintahan Prabowo: Abdul Mu'ti Tertinggi, Bahlil Terendah

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 17 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Survei Indostrategi atas satu tahun pemerintahan Prabowo: Abdul Mu'ti tertinggi, Bahlil terendah. (Foto/@indostrategi)
Survei Indostrategi atas satu tahun pemerintahan Prabowo: Abdul Mu'ti tertinggi, Bahlil terendah. (Foto/@indostrategi)

BeritaNasional.com - Lembaga riset IndoStrategi merilis hasil surveinya atas Kinerja Satu Tahun Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran pada Jumat (17/10) siang tadi. Hasilnya mengungkapkan bahwa Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mendapat skor tertinggi, sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendapat skor terendah.

Direktur Riset IndoStrategi Ali Noer Zaman menjelaskan, survei tersebut dilakukan kepada 424 narasumber dari seluruh daerah di Indonesia terhadap 47 kementerian dalam Kabinet Merah Putih. Penilaian itu pun dihasilkan karena berbagai pertimbangan, khususnya setelah melihat kinerja selama setahun terakhir.

"Berdasarkan grafik di atas, semua kementerian mendapatkan skor kinerja sedang. Namun demikian, terdapat variasi skor. Yang tertinggi adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," kata Ali Noer dalam konferensi pers di Jakarta.

Ali Noer memaparkan, Kemendikdasmen mendapatkan skor tertinggi dengan nilai 3,35 poin, sedangkan kementerian yang dipimpin Bahlil mendapat skor terendah dengan nilai 2,74.

Menurut Ali, faktor positif yang berpengaruh terhadap penilaian Mendikdasmen, di antaranya karena sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)/Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang baru dinilai lebih tertib dan minim gejolak dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga kepemimpinan menteri dinilai teknokratik dan memahami dunia pendidikan dasar.

Di sisi lain, kata dia, ada juga faktor negatif atas penilaian Mendikdasmen, di antaranya soal kebijakan yang sering berubah-ubah, hingga kesejahteraan guru yang masih rendah.

Untuk Bahlil, Ali menjelaskan, meskipun mendapatkan skor terendah, terdapat faktor positif yang mempengaruhi penilaian, yakni program hilirisasi mineral dan pertambangan, hingga penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dinilai mengurangi pertambangan ilegal.

Sedangkan faktor negatif terhadap Bahlil, kata dia, di antaranya karena isu lingkungan yang merusak ekosistem, ketergantungan pada batu bara masih tinggi, hingga aspek kinerja komunikasi publik Menteri ESDM yang masih dinilai retoris dan tidak diimbangi eksekusi konkret di lapangan.

Selain Mu'ti, kementerian yang mendapat skor tertinggi yakni Kementerian Luar Negeri (3,32), Kementerian Agama (3,26), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (3,22), dan Kementerian Pertanian (3,21).

Sedangkan kementerian lainnya yang mendapatkan skor terendah yakni Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (2,81), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (2,81), Kementerian Hak Asasi Manusia (2,79), Kementerian Perumahan dan Kawan Permukiman (2,77).

Dari riset kinerja kementerian itu, Ali menjelaskan terdapat pola umum yang menunjukkan bahwa kementerian teknokratik dan nonpolitis cenderung bekerja lebih efektif dibanding kementerian yang sarat konflik politik. Dengan usia kabinet yang masih berumur satu tahun, ada indikasi bahwa kabinet masih dalam fase konsolidasi.

Oleh karena itu, menurut dia, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu melakukan reformasi struktural, meningkatkan koordinasi antar Kementerian dan kelembagaan, dan meningkatkan transparansi dan terbuka terhadap pengawasan dari masyarakat, dan kreatif dalam mencari berbagai inovasi kebijakan untuk memenuhi aspirasi masyarakat yang tinggi.

Dia pun menjelaskan bahwa riset evaluasi kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data diambil dari narasumber yang dipilih secara purposif di 34 Provinsi. 424 narasumber dipilih dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan minimal sarjana strata satu (S1), dan telah memiliki pekerjaan tetap seperti aktivis, guru, dosen, karyawan pemerintah, karyawan swasta, aktivis, guru, pengusaha, atau mereka yang sedang studi strata dua (S2), dan strata tiga (S3).

"Riset juga mendasarkan diri pada sumber-sumber berita baik online maupun offline, dokumen pemerintah dan analisis para pengamat/akademisi," tambahnya. 

Sumber: Antarasinpo

Editor: Kiswondari
Komentar: