Rektor Universitas Moestopo: Pendidikan Tinggi Bukan Masalah Biaya, tapi Motivasi

Oleh: Ahda Bayhaqi
Sabtu, 18 Oktober 2025 | 14:24 WIB
Promosi doktor administrasi publik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Ariawan (kiri) bersama rektor Syaifullah. (BeritaNasional/Elvis)
Promosi doktor administrasi publik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Ariawan (kiri) bersama rektor Syaifullah. (BeritaNasional/Elvis)

BeritaNasional.com -  Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Syaifullah mengatakan, menempuh pendidikan tinggi bukan masalah ekonomi, tetapi motivasi. Pernyataan itu mengilhami jejak pendidikan Pimpinan Perusahaan Berita Nasional Ariawan yang membuktikan bahwa anak petani bisa mendapatkan gelar doktor.

Dalam pidato sidang promosi doktor administrasi publik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Ariawan mengungkap sebagai anak petani kerap dipandang remeh untuk bisa menyelesaikan pendidikan tinggi. Tetapi dirinya membuktikan bahwa dengan dorongan motivasi seorang anak petani bisa mendapatkan gelar doktor.

"Jadi memang saya setuju dengan Dr. Ari bahwasannya pendidikan ini bukan persoalan pembiayaan, tapi persoalan motivasi. Bahkan orang yang memiliki biaya pun itu kan tidak sampai seperti Dr. Ari karena motivasi dan keinginannya tidak cukup menyelesaikan pendidikan," ujar Syaifullah usai sidang promosi di Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo, Bintaro, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).

Syaifullah mendorong agar masyarakat di tingkat bawah bisa mengenyam pendidikan tinggi. Pemerintah sudah memberikan dukungan dengan program-program beasiswa.

"Kementerian Keuangan punya berbagai macam program untuk memudahkan masyarakat kita menempuh pendidikan yang tinggi. Kalau untuk tingkat S1 itu kan ada program KIP tapi untuk S2, S3 itu ada yang namanya beasiswa utama," ujarnya.

Syaifullah berharap negara bisa membuka kesempatan lebih luas agar seluruh masyarakat dari setiap kalangan bisa mengenyam pendidikan tinggi. Serta tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di seluruh daerah. Karena selama ini perguruan tinggi berkualitas lebih banyak terpusat di kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

"Kampus-kampus itu harus sampai dengan ke kabupaten-kabupaten terpencil. Tentunya kampus berkualitas ya. Jadi sistem pendidikan kita itu tidak lagi harus sifat itu terpusat," ujarnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: