Profil Lengkap Marsinah: Pejuang Buruh Wanita yang Jadi Simbol Keadilan dan Keberanian

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 10 November 2025 | 14:30 WIB
Alasan Prabowo jadikan Marsinah pahlawan: simbol moral dan perjuangan HAM. (Foto/Istimewa)
Alasan Prabowo jadikan Marsinah pahlawan: simbol moral dan perjuangan HAM. (Foto/Istimewa)

BeritaNasional.com - Siapa yang tak mengenal Marsinah, sosok wanita tangguh yang menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia?

Namanya dikenang sebagai pahlawan tenaga kerja, seorang perempuan muda yang berani melawan ketidakadilan meski harus mengorbankan nyawa.

Perjuangannya tak hanya menggugah hati rakyat kecil, tapi juga membuka mata bangsa tentang pentingnya hak asasi manusia, kesetaraan, dan keadilan sosial.

Biodata Marsinah

Nama Lengkap: Marsinah
Tempat, Tanggal Lahir: Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur, 10 April 1969
Wafat: 8 Mei 1993 (usia 24 tahun)
Tempat Wafat: Hutan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur
Kebangsaan: Indonesia
Pekerjaan: Buruh Pabrik PT Catur Putra Surya (CPS)
Agama: Islam
Dikenal Sebagai: Aktivis buruh, pejuang hak pekerja perempuan
Penghargaan: Penghargaan Yap Thiam Hien untuk Hak Asasi Manusia (1993, anumerta)

Latar Belakang dan Keluarga Marsinah

Marsinah lahir dari keluarga sederhana di sebuah desa kecil di Nganjuk. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Samat dan Sumi.
Kedua orang tuanya bekerja keras untuk menghidupi keluarga dengan kondisi ekonomi pas-pasan. Masa kecil Marsinah diwarnai dengan semangat kerja keras dan keteguhan hati.

Sejak muda, ia dikenal cerdas, rajin, dan tidak mudah menyerah. Meski berasal dari keluarga miskin, Marsinah tumbuh menjadi sosok yang berjiwa bebas, kritis, dan peduli pada sesama. Nilai-nilai itu kelak membentuknya menjadi aktivis buruh yang memperjuangkan hak-hak kaum pekerja.

Pendidikan Marsinah

Marsinah menempuh pendidikan dasar di SDN Nglundo dan melanjutkan ke SMPN Wilangan.
Keterbatasan ekonomi membuatnya tidak dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Namun, semangat belajarnya tidak pernah padam.

Marsinah terus memperkaya diri dengan membaca dan berdiskusi dengan teman-teman sekerja di pabrik.
Ia dikenal memiliki kecerdasan sosial tinggi, peka terhadap ketidakadilan, dan cepat memahami kebijakan yang merugikan buruh.

Sejarah Perjuangan Marsinah

Perjuangan Marsinah berawal ketika ia bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik jam tangan di Porong, Sidoarjo.

Sebagai buruh, ia menyaksikan langsung bagaimana pekerja sering diperlakukan tidak adil, dengan jam kerja panjang, upah rendah, dan tekanan tinggi.

Pada tahun 1993, pemerintah menetapkan kebijakan kenaikan upah minimum di Jawa Timur. Namun, pihak perusahaan tempat Marsinah bekerja menolak menaikkan gaji sesuai aturan.

Melihat ketidakadilan itu, Marsinah berdiri di garis depan. Ia ikut memperjuangkan hak rekan-rekannya untuk mendapatkan upah layak dan kondisi kerja yang manusiawi.

Puncak perjuangannya terjadi pada 3 Mei 1993, ketika para buruh PT CPS melakukan aksi mogok kerja menuntut keadilan.

Beberapa hari kemudian, Marsinah ditemukan tewas secara tragis di hutan Wilangan, dengan tanda-tanda kekerasan berat.

Peristiwa itu mengguncang Indonesia dan menjadi simbol perlawanan terhadap pelanggaran hak asasi manusia di dunia kerja.

Nilai-Nilai Perjuangan Marsinah

Warisan perjuangan Marsinah tidak berhenti pada kisah tragisnya. Hingga kini, nilai-nilai perjuangannya tetap hidup dan menginspirasi banyak orang.

Berikut beberapa nilai utama yang melekat pada sosoknya:

1. Keberanian Melawan Ketidakadilan

Marsinah berani menyuarakan kebenaran meski tahu risikonya besar. Ia menolak tunduk pada sistem yang menindas kaum lemah.

2. Keadilan Sosial

Ia memperjuangkan hak buruh agar mendapatkan penghidupan yang layak, mencerminkan nilai Pancasila sila ke-5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

3. Kesetaraan Gender

Sebagai perempuan muda, Marsinah membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi garda depan perubahan sosial.

4. Keteguhan dan Integritas

Ia tidak mudah dibeli oleh janji-janji manis atau ancaman kekuasaan. Marsinah berjuang dengan hati nurani dan moral yang teguh.

Pengakuan dan Warisan Sejarah

Tragedi yang menimpa Marsinah menjadi catatan kelam sejarah ketenagakerjaan Indonesia.
Namun, perjuangannya membuka ruang kesadaran baru bagi buruh untuk berserikat dan memperjuangkan haknya secara legal.

Pada tahun 1993, Marsinah secara anumerta menerima Penghargaan Yap Thiam Hien atas jasanya dalam memperjuangkan hak asasi manusia.

Namanya diabadikan dalam film dokumenter, buku sejarah, dan monumen perjuangan yang tersebar di berbagai kota Indonesia.

Setiap 8 Mei, banyak aktivis buruh dan pejuang HAM memperingati Hari Marsinah sebagai bentuk penghormatan atas keberaniannya.

Marsinah, Simbol Perlawanan yang Tak Pernah Padam

Lebih dari tiga dekade setelah kepergiannya, semangat Marsinah tetap hidup.
Ia bukan hanya simbol bagi kaum buruh, tetapi juga bagi seluruh rakyat yang menolak ketidakadilan.

Marsinah mengajarkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari suara kecil, dari seorang perempuan sederhana yang berani berkata “tidak” pada penindasan.

Ia telah tiada, namun keberaniannya tetap menjadi obor bagi perjuangan keadilan sosial di Indonesia.

Warisan Semangat Marsinah untuk Generasi Muda

Generasi muda masa kini perlu meneladani Marsinah — bukan hanya sebagai sosok buruh, tapi sebagai pejuang kemanusiaan sejati.

Ia mengajarkan pentingnya bersuara, memperjuangkan hak, dan berdiri di sisi kebenaran meski dalam tekanan.
Seperti kata banyak aktivis:

“Marsinah mungkin telah tiada, tapi semangatnya tak akan pernah padam.”

(Rep/Nissa)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: