Pengungsi Gaza Ingin Kembali ke Rumah Mereka Meski Tinggal Puing-puing

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
Pengungsi Gaza ingin kembali ke rumahnya (Foto/Chronicle)
Pengungsi Gaza ingin kembali ke rumahnya (Foto/Chronicle)

BeritaNasional.com -  Pengungsi Gaza yang berjalan di sepanjang Pantai Wadi Gaza di kawasan Kamp Nusseirat berharap diizinkan kembali ke tempat tinggalnya. Meskipun tempat tinggalnya sudah luluh lantak.

Ada yang berjalan kaki, naik sepeda, menumpang gerobak dorong, atau kereta keledai. Massa orang-orang Palestina di Gaza mengangkut barang-barang dan pergi ke utara, hari Senin (15/4/2024). Setelah enam bulan mengungsi, mereka mengatakan, mereka sangat ingin pulang ke rumah di bagian utara wilayah kantong tersebut.

Souad Zayed mengatakan, banyak pengungsi Gaza yang ingin pulang. Ia mengatakan, jika perlu, dia siap tinggal dalam tenda bersama anak-anaknya di atas puing-puing bekas rumahnya. Mereka tidak masalah tidur di tenda bekas puing-puing rumahnya.

“Kami bisa tinggal di tenda. Kami hanya ingin pulang ke rumah. Meskipun di puing-puing rumah, kami hanya ingin pulang,” cetusnya.

Zayed menggambarkan kondisi tempat tinggal yang buruk, kurangnya akses toilet, dan tenda yang bisa menampung 50 orang sekaligus.

"50 orang menggunakan satu toilet, 50 orang dalam satu tenda bersama lalat-lalat. Kami mulai menemukan ular dan reptil di sekitar kami karena musim panas akan tiba. Selamatkan kami, kami perlu istirahat. Demi Allah, kami lelah," ujarnya.

Dikutip dari VOA, enam bulan setelah serangan udara dan darat Israel, yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, Gaza hancur lebur. Penduduk di wilayah kantong Palestina itu kini kehilangan tempat tinggal serta menghadapi kelaparan dan penyakit yang meluas.

Petugas medis dan penduduk di sana mengungkapkan bahwa seorang perempuan tewas dan 23 orang terluka pada Minggu (14/4/2024) ketika pasukan Israel menembaki puluhan warga yang mencoba kembali ke wilayah utara Gaza dari selatan. Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai kematian perempuan itu.

Banyak pengungsi menyadari bahwa mereka harus bertarung nyawa dalam upaya kembali ke wilayah utara Gaza. Mereka menyatakan, itu adalah risiko yang rela mereka hadapi demi bisa pulang.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: