Hanya Partai Gelora yang Tolak Kehadiran PKS di Koalisi Indonesia Maju, Kenapa?

Oleh: Ahda Bayhaqi
Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB
Prabowo saat hadiri halal bihalal PBNU. (Foto/Elvis)
Prabowo saat hadiri halal bihalal PBNU. (Foto/Elvis)

BeritaNasional.com - Partai Gelora menjadi satu-satunya partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang menolak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Alasannya, karena PKS kerap menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pemilu 2024.

"Seingat saya di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran selama proses kampanye," ujar Sekjen Gelora Mahfuz Sidik dalam keterangan tertulis dikutip Senin (29/4/2024).

Namun sejumlah partai politik di Koalisi Indonesia Maju menyatakan tak masalah PKS bergabung. 

Semua menyerahkan keputusan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Partai Demokrat percaya langkah dan pilihan politik Prabowo.

"Kami percaya kepada pak Prabowo apapun langkah dan pilihannya semuanya," kata Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, Selasa (30/4/2024).

PAN juga tidak masalah Prabowo mengajak partai yang kalah dalam Pilpres 2024 untuk bergabung dengan KIM. PAN menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo.

Namun, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menyatakan tetap perlu ada partai oposisi.

"Nah tapi memang dalam demokrasi kita, kontrol di luar itu juga perlu, gitu loh. Partai di luar pemerintahan juga diperlukan dan sama terhormatnya itu di dalam tau pun di luar," kata Yandri.

"Saya nggak tahu PKS diajak atau nggak, PAN masih belum dapat informasi. Haknya Pak Prabowo untuk mengajak atau pun tidak mengajak, dan keputusan di luar PAN kami juga nggak bisa intervensi," tambah wakil ketua MPR RI itu.

Partai Golkar juga menyerahkan kepada Prabowo apabila ingin menambah kawan partai koalisi. Juga terkait susunan kabinet. 

Di samping itu, Golkar akan menghormati posisi politik Partai Gelora sebagai salah satu anggota KIM yang menolak kehadiran PKS.

"Tentu kita menghormati posisi politik parpol-parpol lain di KIM," Ketua DPP Partai Golkar Bobby Rizaldi kepada wartawan, dikutip Selasa (30/4/2024).

PKS mengaku tidak masalah bila ditolak untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. PKS siap dan punya pengalaman sebagai partai oposisi.

"Bagi kami nggak masalah, mau di luar, di dalam. Kami punya pengalaman tersendiri ya," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

PKS saat ini belum mengambil keputusan akan bergabung menjadi partai koalisi pemerintahan atau oposisi. Hal itu akan diputuskan oleh Majelis Syuro PKS.

"Tetapi kebijakan untuk mengambil Apakah itu di luar atau di dalam atau oposisi sekali lagi. Ini dalam ranah Majelis Syuro atau badan pekerja majelis Syura," ujar Syaikhu.

"Saya sebagai presiden PKS akan melaksanakan apapun kebijakan yang akan diambil oleh Majelis Syura," sambungnya.

Sementara itu, pengamat politik Ujang Komarudin menjabarkan alasan Gelora menolak kehadiran PKS.

"Partai Gelora merasa sudah berdarah-darah habis-habisan mati-matian mendorong memenangkan Prabowo-Gibran, di saat yang sama PKS berada di kubu yang kalah mendadak masuk. Itu kan merugikan Gelora," ujar Ujang ketika dihubungi, Selasa (30/4/2024).

Apabila PKS bergabung, akan mempengaruhi Partai Gelora yang tidak memiliki kursi di parlemen. Pengaruh dan kekuatan Gelora di KIM bisa digeser.

"Ya karena PKS partai parlemen yang mempunyai banyak kursi. Sedangkan Gelora tidak punya kursi tidak punya kekuatan di parlemen maka pengaruhnya akan kalah," kata Ujang.

Ditambah lagi, Gelora dan PKS merupakan partai yang salin beroposisi. Partai Gelora didirikan oleh orang-orang PKS yang kecewa terhadap partai lamanya.

"Di situlah sebenarnya letak masalahnya. Kita sama-sama tahu PKS dan Gelora partai yang tidak ketemu, partai yang musuhan," kata Ujang.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: