Parah, Jerman Potong Dana bagi Para Profesor Pro-Palestina

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 16 Juni 2024 | 09:00 WIB
Ilustrasi unjuk rasa Pro-Palestina (Foto/Anadolu)
Ilustrasi unjuk rasa Pro-Palestina (Foto/Anadolu)

BeritaNasional.com - Ketua Asosiasi Dosen Universitas negeri (HRK) Walter Rosenthal mengatakan, langkah kontroversial yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman aneh.

Konferensi Rektor Jerman (HRK) mengkritik langkah Kementerian Pendidikan dan Penelitian yang memangkas dana bagi para profesor yang membela aksi protes pro-Palestina di kampus-kampus universitas di negara tersebut.

“Pada pertengahan Mei, tampaknya ada permintaan dari BMBF (Kementerian Federal Pendidikan dan Penelitian) untuk mengkaji pengecualian ilmuwan dari pendanaan BMBF yang sedang berjalan setelah mereka menggunakan hak dasar mereka atas kebebasan berekspresi terkait konflik Timur Tengah,” kata Walter Rosenthal, Ketua Asosiasi Universitas Negeri (HRK) di Jerman.

"Anda dapat memiliki pendapat berbeda mengenai ekspresi pendapat tertentu dan berdebat tentang isinya. Namun, menghubungkan ekspresi pendapat yang tidak dikenakan tuntutan pidana dengan pertanyaan apakah karya ilmiah selanjutnya memenuhi syarat untuk didanai merupakan pelanggaran kebebasan akademik,” tambah dia.

Rosenthal menyebut langkah kontroversial yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman itu “aneh.”

Pada 8 April, lebih dari 100 akademisi yang berbasis di Jerman menyatakan dukungan kuat mereka terhadap kamp protes pro-Palestina di lingkungan universitas sambil mengkritik tindakan keras polisi yang disertai kekerasan.

“Kami mengutuk penggusuran kamp protes di Universitas Bebas Berlin (Freie Universität Berlin oleh polisi dan membela hak mereka untuk melakukan protes damai,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Kelompok rektor Jerman itu menuduh manajemen universitas menjadikan para demonstran sebagai sasaran "kekerasan polisi".

Mereka meminta “manajemen universitas Berlin untuk menahan diri dari operasi polisi terhadap mahasiswa mereka sendiri dan dari tuntutan pidana lebih lanjut. Dialog dengan mahasiswa dan perlindungan universitas sebagai ruang bagi masyarakat kritis harus menjadi prioritas utama – yang keduanya tidak sejalan dengan operasi polisi di kampus.

Universitas-universitas Jerman, di antaranya di Berlin, Frankfurt, Leipzig dan Bremen, telah menjadi tempat markas aksi protes massal mahasiswa yang mengecam serangan militer Israel di Gaza.

Dikutip dari Anadolu, unjuk rasa Pro-Palestina di bawah pengepungan Israel di Gaza telah menyebar di kampus-kampus di Amerika dan Eropa dalam beberapa pekan terakhir.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: