Ternyata, Teknologi AI Mampu Deteksi Malaria dan Kanker Dalam Tubuh
BeritaNasional.com - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ternyata dapat bermanfaat bagi dunia medis, salah satunya, riset suatu penyakit seperti malaria dan kanker.
Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anto Satriyo Nugroho membagikan pengalaman dalam pemanfaatan AI untuk riset malaria sebagai analisa data citra mikroskopis.
"Dengan memakai apusan tipis darah pasien malaria yang berada pada citra mikroskopis kemudian itu diamati dengan mikroskop untuk menemukan plasmodia dalam sel darah tersebut,” paparnya pada pembukaan acara webinar PRKAKS yang dikutip dari laman BRIN pada Kamis (13/6).
Anto menyampaikan tantangan dalam riset menganalisis data citra mikroskopis. Di antaranya adalah kualitas citra data dari lapangan tidak bagus serta keterbatasan jumlah yang disebabkan peran dari dokter atau calon pemakai yang terlibat dalam riset dan penulisan terbatas.
Kabar terkini, AI juga bisa digunakan untuk mendeteksi kanker. Hal tersebut diungkapkan Dosen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor Toto Haryanto.
Toto menjelaskan, melalui AI, pemanfaatan data dapat digunakan untuk generalisasi suatu model.
Data yang dimiliki ini akan sangat membantu membuat model-model untuk melakukan diagnosis terhadap suatu penyakit.
‘’Pendekatannya adalah citra. Citra ini tidak akan lepas pada ekstraksi informasi berdasarkan warna, bentuk, dan tekstur pada objek citra. Ini penting sebagai dasar untuk membedakan varietasnya,’’ ujar Toto.
Selanjutnya, dengan berbasis Citra Histopatologi bisa dilakukan identifikasi jaringan tubuh pasien yang diduga kanker. Melalui proses biopsi dengan gold standard, identifikasi kanker dengan citra dilakukan pewarnaan Hematoxylin and Eosin.
Sementara itu, metode deep learning untuk mengategorikan gambar atau video dilakukan oleh Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Vaksin dan Obat-BRIN Danang Waluyo dalam riset keragaman mikroba dan Perekayasa Ahli Pertama PRKAKS-BRIN, M. Rodhi Supriyadi dalam penelitian Klasifikasi Citra Kapang Menggunakan InceptionV3.
"Keragaman mikroba adalah kunci penemuan obat dari sumber daya mikroba," sebut Danang.
Danang menegaskan keberhasilan penemuan senyawa aktif yang menjanjikan dari mikroba meliputi ahli mikrobiologi, ahli biokimia, ahli kimia, ahli bahan alam harus bekerja sama secara sinergis dan erat.
Rodhi menuturkan Kapang Genus Cladosporium diketahui memiliki potensi serbaguna karena dapat menghasilkan senyawa seperti antikanker, antimikroba, dan antivirus.
"Jenis machine learning yang menggunakan neural networks berisi banyak lapisan tersembunyi dengan kapasitas untuk secara otomatis mengambil representasi data atau properti dan kapasitasnya untuk transfer pembelajaran,’’ tandas Rodhi.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 19 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 15 jam yang lalu
HUKUM | 19 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 13 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu