Fenomena Plasma Bubble Bikin Sinyal GPS Lemah dan Tak Stabil

Oleh: Tarmizi Hamdi
Kamis, 04 Juli 2024 | 09:45 WIB
Ilustrasi GPS. (Foto/Freepik)
Ilustrasi GPS. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Fenomena plasma bubble atau familier disebut penipisan plasma di ionosfer merupakan salah satu dinamika ionosfer yang dipengaruhi oleh cuaca antariksa.

Fenomena ini sering terjadi di wilayah lintang ekuator magnet, termasuk ionosfer lintang rendah Indonesia.

Ternyata, fenomena equatorial plasma bubbles (EPBs) dapat mengganggu sinyal sistem navigasi berbasis satelit atau global positioning system (GPS).

Dilansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), plasma bubble merupakan fenomena penipisan plasma berupa ion dan elektron lapisan ionosfer. 

Ionosfer merupakan bagian dari atmosfer atas dengan ketinggian 60 km-1.000 km di atas permukaan bumi. 

Dinamika kerapatan ion dan elektron di ionosfer ini dapat menyebabkan gangguan pada propagasi sinyal satelit, terutama satelit navigasi seperti GPS dan GNSS lainnya.

Hal tersebut dibahas dalam Kolokium Visitting Researcher Pusat Riset Antariksa (PRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional di KST Samaun Samadikun Bandung pada Senin (1/7).

Rezy Pradipta senior researcher dari Institute for Scientific Research Boston College USA dalam forum itu memberikan penjelasan mengenai fenomena equatorial plasma bubbles (EPBs) yang sangat berdampak di ionosfer kawasan lintang rendah Indonesia.

“Fenomena ini mampu memberikan efek negatif terhadap teknologi GPS, baik untuk keperluan sipil maupun pertahanan, serta satelit komunikasi. Hal ini membuat penelitian terkait cuaca antariksa dan dinamika ionosfer lintang rendah Indonesia menjadi sangat relevan,” jelasnya.

Rezy menguraikan teori dasar penyebab kemunculan EPBs dan simulasi pendekatan dengan matematika fractal, serta beberapa aspek dari EPBs ini yang dapat menyebabkan gangguan signifikan sinyal GPS.

“Fenomena ini menyebabkan sinyal GPS menjadi lemah dan tidak stabil yang tentunya sangat merugikan. Ini berdampak pada penggunaan teknologi GPS dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk keperluan pertahanan nasional,” ujarnya. 

Rezy menjelaskan, EPBs ini berperilaku seperti difraksi gelombang yang menyebabkan sinyal melemah.

“Sayangnya, kita tidak bisa secara aktif menghilangkan plasma bubbles ini. Namun, kita bisa tetap waspada dengan memahami siklus klimatologi dan musiman kemunculannya. Dengan begitu, kita bisa mengetahui pada musim apa dan di lokasi mana yang lebih berisiko terkena dampak EPBs,” tambahnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: