Polisi Usut Peredaran Obat Perangsang Poppers, Waspadai 8 Dampak Negatifnya
BeritaNasional.com - Bareskrim Polri telah menangkap tiga tersangka yang terlibat dalam peredaran obat perangsang berbahaya, dikenal sebagai 'poppers', yang sering digunakan dalam pesta seks sesama jenis.
Dari operasi ini, Bareskrim Polri mengklaim telah menyelamatkan 1.667 jiwa. Pengungkapan jaringan ini bermula dari rencana transaksi obat poppers yang diketahui oleh polisi di kawasan Bekasi Utara, Jawa Barat.
"Pada tanggal 13 Juli 2024, tim Subdit III berhasil menahan seorang tersangka pengedar obat keras poppers bernama RCL," ungkap Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, baru-baru ini.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa RCL telah mengedarkan obat berbahaya tersebut sejak 2017.
RCL mengaku mendapatkan obat tersebut dengan cara impor dari seseorang bernama E yang berada di China.
"Obat perangsang tersebut disimpan di sebuah rumah yang dijadikan gudang. Biasanya, obat ini digunakan oleh komunitas LGBTQ," jelasnya.
Polisi kemudian melakukan pengembangan kasus dan menemukan jaringan serupa di wilayah Banten. Dari pengembangan ini, penyidik menangkap dua tersangka berinisial MS dan P yang berperan sebagai pengedar di Banten.
Kedua tersangka ini diketahui mendapatkan poppers melalui impor dari L, seorang warga negara China. Setelah itu, obat tersebut dijual melalui media sosial dengan nama samaran 'hornet'.
Dalam operasi ini, Bareskrim Polri menyita total 825 botol poppers di gudang di Bekasi Utara dan 844 botol poppers dari lokasi penangkapan di Banten. Tersangka dijerat dengan Pasal 435 UU No 17 tahun 2003 tentang kesehatan, terkait dengan bagian farmasi, dengan ancaman penjara maksimal 20 tahun.
Dampak Poppers
Poppers adalah nama umum untuk sekelompok senyawa kimia yang disebut alkil nitrit, yang biasa digunakan sebagai zat inhalasi rekreasi.
Jenis yang paling umum adalah amil nitrit, isopropil nitrit, dan butil nitrit.
Poppers sering digunakan untuk efeknya yang menyebabkan relaksasi otot-otot halus di tubuh, termasuk otot-otot di sekitar pembuluh darah dan anus, sehingga sering dikaitkan dengan komunitas LGBT, terutama dalam konteks aktivitas seksual.
1. Kesehatan Kardiovaskular:
- Poppers dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (hipotensi), yang dapat menyebabkan pusing, pingsan, atau bahkan syok pada beberapa kasus.
2. Sistem Pernafasan:
- Menghirup poppers bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan batuk, sesak napas, dan dalam kasus yang parah, edema paru (penumpukan cairan di paru-paru).
3. Kesehatan Neurologis:
- Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala yang parah, pusing, dan kehilangan kesadaran.
- Ada laporan tentang kerusakan otak akibat hipoksia (kekurangan oksigen di otak) yang disebabkan oleh penggunaan poppers.
4. Sistem Kekebalan Tubuh:
- Poppers dapat menekan sistem kekebalan tubuh, membuat pengguna lebih rentan terhadap infeksi.
5. Risiko Interaksi Obat:
- Poppers sangat berbahaya jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu, seperti obat untuk disfungsi ereksi (sildenafil/Viagra), karena kombinasi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahaya.
6. Keracunan:
- Ada risiko keracunan jika poppers tertelan atau terkena kulit dalam jumlah besar, yang dapat menyebabkan luka bakar kimia.
7. Masalah Mata:
- Beberapa pengguna poppers melaporkan mengalami gangguan penglihatan, termasuk kebutaan sementara, yang dikenal sebagai "poppers maculopathy".
8. Efek Psikologis:
- Poppers dapat menyebabkan perubahan suasana hati, perilaku impulsif, dan penurunan pengendalian diri, yang dapat menyebabkan keputusan berisiko.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 20 jam yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
POLITIK | 18 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu