Korban Tewas Akibat Unjuk Rasa di Bangladesh Naik Jadi 201 Orang

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 25 Juli 2024 | 20:00 WIB
Ilustrasi unjuk rasa di Bangladesh  (Foto/Pixabay)
Ilustrasi unjuk rasa di Bangladesh (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Para pengunjuk rasa terus meminta agar sistem kuota yang ditetapkan Pemerintah Bangladesh dihapuskan. Mereka menilai sistem kuota itu tidak adil. 

Menurut pengunjuk rasa, jabatan publik seharusnya diberikan kepada orang-orang yang memang kompeten di bidangnya, bukan berdasarkan sistem kuota. 

Namun akibat unjuk rasa makin panas, maka Pemerintah Bangladesh masih memberlakukan jam malam, pemutusan internet, dan hingga jam malam oleh tentara Bangladesh. 

Jumlah korban tewas akibat unjuk rasa penuh kerusuhan di Bangladesh sebelumnya 187 orang. Kini korban tewas meningkat menjadi 201 pada Kamis, (25/7/2024). Korban tewas berada di Ibu Kota Dhaka dan daerah sekitarnya.

Jumlah korban tewas meningkat akibat tindakan keras terhadap pihak-pihak oposisi yang semakin meningkat. Pemberlakuan jam malam, dan pengerahan militer terus berlangsung. 

Sebelumnya, Menteri Hukum Anisul Haq mengatakan jam malam akan dicabut secara bertahap dengan mempertimbangkan situasi.

Dikutip dari Antara, Bangladesh mengalami unjuk rasa penuh kekerasan sejak awal bulan ini atas seruan reformasi dalam sistem kuota pekerjaan publik (PNS) yang diharapkan warga di negara itu.

Sejak 16 Juli, unjuk rasa makin meningkat dan memanas usai polisi dan anggota partai berkuasa, termasuk sayap mahasiswanya, Bangladesh Students’ League menyerang mahasiswa di kampus-kampus universitas di seluruh negara itu.

Pemerintah Bangladesh mengeluarkan pengumuman yang mereformasi sistem kuota, memangkas kuota menjadi 7 persen dari 56 persen, menyusul protes tersebut.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: