Megawati Bersyukur Hakim MK Masih Punya Nurani dan Keberanian

Oleh: Panji Septo R
Senin, 26 Agustus 2024 | 15:42 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersyukur MK masih punya keberanian (Beritanasional/Lydia)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersyukur MK masih punya keberanian (Beritanasional/Lydia)

BeritaNasional.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersyukur dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60 dan 70 terkait Pilkada 2024. Menurutnya, hakim MK masih punya nurani dan keberanian.

"Jadi rakyat sekarang sudah ngerti, oh iya terutama alhamdulilah MK, hakim-hakimnya ternyata masih punya nurani dan keberanian," ujar Megawati di DPP PDIP, Senin (26/8/2024).

Ia mengaku tidak bisa membayangkan jika hukum terus menerus dipermainkan di lembaga tersebut. Dirinya juga mengingatkan putusan MK wajib dilaksanakan.

"Saya nggak bisa bayangkan loh hukum kalau diinikan, dimainkan, padahal ada hierarkinya, itu yang harus nurut, ya apa boleh buat, begitu hukum Republik Indonesia ini," tuturnya.

Sebelumnya, Megawati sudah mengingatkan soal rule of the game of Indonesia harus dijalankan. Ia mengingatkan semua pihak agar tidak membuat aturan-aturan sendiri.

Hal itu dia ucapkan untuk menyoroti DPR yang hendak menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60 dan 70 terkait aturan pencalonan kepala daerah dengan RUU Pilkada.

"Jangan bikin aturan sendiri. Betul apa tidak? Sip," ujar Megawati di DPP PDIP, Kamis (22/8/2024).

Ia mengingatkan bahwa para pendiri bangsa telah membuat aturan yang baik bagi bangsa Indonesia. 

Megawati menegaskan Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan konstitusi negara adalah suatu ekstraksi kristalisasi pemikiran yang begitu sempurna.

"Tidak ada yang membantah, jalan belakang, patpat gulipat, tidak ada yang maunya hanya tersruktur sistematis masif (TSM)," tuturnya.

Dia mengatakan, kristalisasi tersebut membentuk konstitusi yang harus memiliki ruh dan tidak boleh diganggu-gugat oleh siapapun.

"Karena itu bikinan para pendiri republik indonesia. Saudara-saudara yang saya cintai. Apa? Hah? Merubah konstitusi negara dengan cara yang sangat tidak wajar," kata dia.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: