Dukung Ekonomi Lokal, HIPPINDO Perkenalkan Gerakan Belanja di Indonesia Aja
BeritaNasional.com - Gerakan Belanja di Indonesia Aja resmi diluncurkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yang merupakan inisiatif Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO)
"Gerakan Belanja di Indonesia Aja merupakan inisiatif HIPPINDO yang mendapat dukungan dari Kementerian dan para mitranya, dengan tujuan memperkuat perdagangan dalam negeri dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional," jelas Budihardjo Iduansjah, dikutip dari keteranganya, Kamis (5/9/2024).
Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan domestik dengan menjaga devisa tetap berada di dalam negeri. Masyarakat diajak untuk lebih memilih belanja di Indonesia, baik itu produk lokal, UMKM, maupun merek global, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, belanja, dan kuliner.
Budihardjo juga menambahkan, agar lebih menarik bagi wisatawan belanja, merek global harus menawarkan variasi produk dan harga yang bersaing dengan negara lain.
Produk lokal dan UMKM juga didorong untuk meningkatkan kualitasnya agar dapat go global. Dengan demikian, baik turis mancanegara maupun MICE akan semakin terdorong untuk membelanjakan uang mereka di Indonesia, yang akan membawa manfaat ganda bagi sektor pariwisata dan belanja.
Gerakan ini juga diharapkan dapat mendukung perekonomian lokal, menjaga stabilitas devisa, dan mempromosikan produk Indonesia di kancah global.
Asisten Deputi Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM, Ali, menambahkan bahwa gerakan ini sejalan dengan fokus Kementerian Perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan menengah, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Program "Belanja di Indonesia Aja" diharapkan dapat berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Asisten Deputi Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM, Ali, menambahkan bahwa gerakan ini merupakan kelanjutan dari Gerakan "Bangga Buatan Indonesia" yang diluncurkan pada 2020 yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada 2020.
"Tujuan utama dari program ini adalah untuk memperkuat perekonomian lokal, terutama di sektor ritel dan UMKM, yang menjadi pilar utama ekonomi Indonesia, dengan kontribusi mencapai 61% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Walaupun Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 54 juta USD pada 2022, data tahun 2023 menunjukkan penurunan signifikan sekitar 35%, menjadi 36 juta USD," kata Ali.
Penurunan tersebut menjadi perhatian, khususnya terkait ketergantungan Indonesia pada produk impor yang sebenarnya bisa diproduksi oleh UMKM lokal, seperti mesin, peralatan listrik, plastik, dan bahan kimia organik.
"Program ini berupaya memperluas akses pasar bagi produk UMKM, sehingga mereka dapat lebih dominan di pasar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada barang impor. Berdasarkan data BPS 2022, sektor industri mikro dan kecil di Indonesia mencapai 4,33 juta usaha, dengan lima sektor terbesar di antaranya mencakup makanan, kayu, pakaian jadi, tekstil, dan industri pengolahan lainnya. Dukungan terhadap sektor ini tidak hanya akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, tetapi juga memperkuat rantai pasok domestik, sejalan dengan tujuan dari program Belanja di Indonesia Aja," tambah Ali.
Meskipun neraca perdagangan Indonesia surplus pada 2022, penurunan terjadi pada 2023, yang menunjukkan pentingnya memperkuat produk lokal agar dapat menggantikan produk impor.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu