RK Siap Rombak Bedeng Seng Jadi Hunian 4 Lantai

Oleh: Lydia Fransisca
Selasa, 24 September 2024 | 17:20 WIB
RK siap ubah bedeng jadi hunian 4 lantai (Beritanasional/Lydia)
RK siap ubah bedeng jadi hunian 4 lantai (Beritanasional/Lydia)

BeritaNasional.com - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 01 Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan solusi mengatasi kampung kumuh yang kerap berbentuk bedeng dari seng.

RK mengatakan, persoalan kampung kumuh tak melulu selalu dipindahkan ke rusun. Namun, dia merencanakan bangunan itu dibenahi menjadi empat lantai.

"Tidak semua membereskan kampung dengan memindahkan ke rusun. Tim kami sedang meng-exercise bagaimana rumah seng bedeng itu bisa naik empat lantai," kata RK dalam diskusi bersama Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki, dikutip Selasa (24/9/2024).

Eks Gubernur Jawa Barat itu menilai, opsi ini juga bisa menjadi salah satu solusi mengatasi keterbatasan lahan dalam membuat perumahan.

"Jadi tanpa harus dengan cost social. Jadi ada opsi-opsi, ketika bisa di atas pasar seperti Pasar Rumput, silakan. Ketika bisa seperti rusunami, silakan. Ketika tidak bisa dan lebih maslahat dengan menaikan densitas dua sampai empat lantai, ya silakan," tegas RK.

Seperti yang diketahui, RK sebelumnya telah mengungkapkan salah satu program unggulannya dalam persoalan perumahan. Adapun program yang dimaksud adalah hunian vertikal.

Juru Bicara Bakal Pasangan Calon Pilgub Jakarta 2024 Ridwan Kamil-Suswono (Rido) Mulya Amri menjelaskan program hunian vertikal yang digagas oleh duet yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus ini.

Muli mengatakan, hunian vertikal bisa menjadi solusi bagi warga yang ingin memiliki tempat tinggal. Pasalnya, Jakarta memiliki indeks yang rendah dalam penyediaan perumahan.

"Hunian vertikal di pusat kota Jakarta sering dianggap orang kurang masuk akal, tetapi sebetulnya sangat masuk akal karena di pusat kota yang mahal adalah lahannya," kata Muli dalam keterangannya, Selasa (10/9/2024).

"Sementara biaya konstruksi untuk membangun hunian vertikal itu sama saja, antara dibangun di pusat kota maupun di pedesaan. Jadi yang perlu diakali adalah bagaimana mengurangi biaya tanahnya," tambahnya.

Muli menilai, biaya tanah ini bisa dikurangi dengan menambah jumlah unit di atas lahan yang dibangun. Pengurangan biaya lahan juga bisa diakali dengan menggunakan lahan milik Pemda DKI.

"Pemda DKI punya banyak lahan di pusat kota yang bisa dimanfaatkan untuk hunian vertikal, seperti pasar, stasiun, terminal. Ini konsep simbiosis mutualisme juga karena pasar butuh pembeli yang berasal dari warga dan warga butuh pasar," ujar Muli.

Karena lahan yang digunakan untuk membangun hunian vertikal merupakan milik Pemda, maka tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli lahan. Dampaknya, unit yang dijajakan untuk warga bisa sangat terjangkau. 

"Belum lagi nanti ditambah dengan program pemerintah pusat dari Presiden terpilih Pak Prabowo. Lalu ada juga memanfaatkan dana kewajiban dari pengembang dan lain-lain. Unitnya bisa semakin terjangkau. Berdasarkan hal ini kami menganggap hunian verital bisa dibangun di Jakarta," tegasnya. 

Lebih lanjut, Muli mengungkapkan bahwa konsep hunian vertikal sudah banyak diterapkan di luar negeri.

"Sebenarnya, konsep ini sudah ada di negara yang maju. Di Hong Kong, di Jepang, sudah ada karena keterbatasan lahan. Ini konsep yang memang sudah terbukti bisa dilakukan," ucap Mulisinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: