Prabowo-Gibran Masih Godok Mekanisme Penerapan Program Makan Bergizi Gratis

Oleh: Lydia Fransisca
Rabu, 09 Oktober 2024 | 13:26 WIB
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat berpidato. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat berpidato. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan dirinya masih menggodok mekanisme penerapan program makan bergizi gratis.

Gibran mengatakan beberapa ketentuan yang masih dipertimbangkan adalah anggaran dan penentuan pihak yang memasak makanan.

"Saya dan Pak Presiden Terpilih terus mengkaji dan mencari formulasi terbaik untuk program ini. Entah besaran anggarannya ataukah pakai central kitchen, memanfaatkan UMKM. Nanti segera kami putuskan," kata Gibran kepada wartawan di Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2024).

Karena itu, Gibran terus melakukan uji coba untuk menentukan formula yang terbaik. Sebab, dalam uji coba ini, dia akan menerima masukan dari seluruh pihak yang terlibat.

"Terkait anggaran untuk tiap bagian, tiap boks makanan, ini memang kami uji coba di harga yang berbeda-beda. Makanya, tadi saya bilang ke Pak Pj Gubernur, Pak ini termasuk yang paling mewah yang pernah saya lihat di angka Rp 25 ribu," ujar Gibran.

"Kemarin kami uji coba Rp 15 ribu, menunya beda-beda. Sekali lagi ini masih uji coba. Kami masih membutuhkan masukan-masukan dari para guru, murid, orang tua, orang tua murid, komite, teman-teman media," lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa menyerap 1,5 juta tenaga kerja yang akan bertugas di satuan pelayanan.

“Kalau menggunakan alat masak tradisional membutuhkan sekitar 45-46 orang. Jadi, jika menggunakan asumsi tradisional, akan ada peluang kerja baru untuk 1,5 juta orang (untuk 30 ribu satuan pelayanan),” kata Dadan.

Ia menjelaskan satuan pelayanan itu berbeda dengan dapur umum. Operasional satuan pelayanan nanti tidak hanya memasak, tetapi juga mengelola produk pertanian lokal.

Setiap satuan pelayanan pun akan memiliki manajer yang mengatur pembelian dan pengolahan makanan.

“Makanya, kami sebut sebagai satuan pelayanan, bukan dapur,” ujarnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: