Pasukan UNIFIL Indonesia Tetap Teguh Jaga Lebanon

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 26 November 2024 | 19:00 WIB
Pasukan UNIFIL Indonesia (Foto/Kashmir reader)
Pasukan UNIFIL Indonesia (Foto/Kashmir reader)

BeritaNasional.com - Sebanyak empat personel pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka usai digempur Israel. Serangan yang terjadi baru-baru ini mengakibatkan empat anggota pasukan Helm Biru dari Ghana terluka, dengan tiga orang di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

Selama beberapa bulan terakhir, beberapa anggota pasukan UNIFIL terluka akibat serangan Israel ke Lebanon. Israel terus menyerang Hizbullah dan warga sipil di Lebanon.

Personel Kontingen Garuda UNIFIL pun tak luput dari sasaran serangan Israel. Dua prajurit TNI yang turut dalam tugas UNIFIL terluka akibat tembakan tank Merkava Israel ke arah menara pengamatan di Markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon selatan.

UNIFIL telah berulang kali melaporkan serangan terhadap lokasinya yang ditargetkan oleh tentara Israel.

Menurut laporan pasukan penjaga perdamaian, pasukan Israel menembaki pos-pos terdepan, termasuk dua pangkalan Italia dan markas utama UNIFIL, serta melanggar Garis Biru. Perwakilan dari pimpinan Italia telah berulang kali menyebut tindakan Israel tidak dapat diterima.

Garis Biru (Blue Line) adalah garis demarkasi yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2000 sebagai batas sementara antara Lebanon dan Israel.

Garis tersebut ditentukan setelah pasukan Israel menarik diri dari Lebanon Selatan, mengakhiri pendudukan yang berlangsung sejak tahun 1982.

Terkait dengan sejumlah serangan terhadap pasukan UNIFIL dan pelanggaran Garis Biru oleh Israel, PBB menyatakan prihatin atas insiden berulang yang melibatkan kontingen Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian dan menyerukan agar semua pihak mematuhi kewajiban internasional untuk melindungi keselamatan mereka.

Menurut Guterres pasukan penjaga perdamaian PBB, termasuk kontingen dari Indonesia, memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan mencegah eskalasi lebih lanjut di wilayah yang sangat rentan. Mereka harus dilindungi dan dihormati.

PBB telah berulang kali mengingatkan semua pihak tentang kewajiban mereka untuk melindungi keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian.

Kementerian Luar Negeri menegaskan, Indonesia tak akan menarik mundur personel TNI yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), dan mereka akan tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

Juru Bicara Kemenlu Rolliansyah Soemirat mengatakan, Indonesia terus berkomitmen mendukung Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB yang dilaksanakan di Lebanon selatan sesuai amanat konstitusi.

Indonesia masih merupakan kontributor pasukan terbesar di UNIFIL dengan mengirimkan hingga 1.230 personel tentara.

Dikutip dari Antara, komitmen Indonesia tetap ikut bertugas di UNIFIL selaras dengan keputusan PBB untuk tetap mempertahankan keberadaan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon hingga saat ini.

UNIFIL, yang sejak 1978 ditugaskan untuk menjaga perdamaian di Lebanon Selatan, telah menjadi simbol harapan bagi warga sipil yang terperangkap dalam sengketa yang tak kunjung selesai.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: