Kapan Waktu Tepat Mengenalkan Rasa Asin dan Manis Pada Anak? Simak di sini

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 29 November 2024 | 08:00 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Menginjak usia 6 bulan para ibu biasanya sudah mulai menyusun menu apa saja yang akan diberikan pada momen pertama kali si kecil mengenal makanan/Makanan Pendamping ASI.

Nah terkadang kita sebagai orang dewasa merasa makanan untuk si kecil khususnya makanan yang dibuat sendiri di rumah, dirasa hambar di lidah kita. Kita pun kemudian berinisiatif menambahkan rasa seperti menambah gula atau garam. 

Sebetulnya boleh engga sih MPSI anak 6 bulan sudah diberi garam atau gula? Yuk disimak. 

Ibu sebaiknya tidak menggunakan penambah rasa seperti garam atau gula ke dalam makanan bayi. Mengenalkan makanan asin dan manis pada bayi terlalu dini bisa membuat Si Kecil berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan nantinya. Jadi, biarkanlah Si Kecil merasakan rasa alami dari makanan tanpa penambah rasa sampai ia mencapai usia tertentu.

Apakah Bayi Harus Diberi Makanan Hambar?

Sebenarnya makanan bayi tidak terasa hambar. Namun, karena orang dewasa terbiasa mengonsumsi makanan yang gurih dan manis, maka bubur bayi terasa hambar. Sementara bayi memiliki langit-langit mulut yang belum berkembang dengan sempurna, sehingga ia belum memiliki preferensi terhadap rasa asin. Jadi, makanan yang terasa hambar oleh orang dewasa, sebenarnya terasa enak bagi bayi. Selain itu, makanan sudah mengandung garam dan gula alami, sehingga ibu tidak perlu memberikan penambah rasa pada makanannya.

Dampak Memberi Tambahan Garam

Berbagai penelitian membuktikan, memberikan asupan garam pada bayi di bawah usia satu tahun bisa menyebabkannya berisiko terkena hipertensi, kegemukan dan penyakit jantung di usia lebih muda. Selain itu, bayi juga masih sangat sensitif terhadap garam. Memberikan makanan asin akan membuat tekanan darah bayi langsung melonjak tinggi. Jadi, di tahun pertama, sebaiknya ibu jangan memberikan tambahan garam sama sekali pada makanan bayi. Sebenarnya ASI, kacang-kacangan, sayur, dan daging telah mengandung kadar garam alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Dampak Memberi Tambahan Gula

Asupan gula juga bisa membuat bayi berisiko mengalami diabetes dan kegemukan. Bayi yang berusia di bawah satu tahun juga sebaiknya tidak diberikan buah yang terlalu manis, seperti sawo atau nangka. Tapi berikanlah buah apel, pir, papaya atau buah lain yang tidak terlalu manis. Pasalnya, jika Si Kecil sudah terbiasa mengonsumsi makanan manis, nantinya ia hanya mau makan makanan yang manis saja. Sehingga ibu akan susah membuatnya mengonsumsi sayur-sayuran, karena sayur cenderung memiliki rasa yang hambar.

Tidak hanya berisiko mengganggu kesehatannya, memberi makanan yang asin dan manis juga bisa menyebabkan Si Kecil punya kebiasaan memilih-milih makanan yang ingin dikonsumsinya. Jadi, hindari memberi penambah rasa pada makanan Si Kecil, karena usia di bawah satu tahun adalah saat bagi bayi untuk mengenal berbagai macam rasa alami dari buah, sayur, dan makanan lainnya.

Kapan Bayi Boleh diberi Makanan Asin dan Manis?

Sebaiknya ibu hanya memberi tambahan garam sebanyak 1 gram saja dengan 0,4 gram natrium saat bayi berusia 6-12 bulan. Kebutuhan garam tersebut bisa ibu penuhi dari makanan pendamping serta ASI.  Ketika Si Kecil sudah menginjak usia 1-3 tahun, kebutuhan garamnya meningkat menjadi 2 gram setiap harinya dengan kandungan natrium sebanyak 0,8 gr. Pada usia ini, ibu dapat menambahkan garam dapur sebanyak ¼ sendok teh ke dalam makanannya. Sedangkan untuk tambahan gula, pada dasarnya rasa yang akan dikenali lebih dulu oleh bayi memang adalah rasa manis. Bayi mengenal rasa manis melalui mengonsumsi buah-buahan. Di atas usia satu tahun, ibu boleh memberi gula tambahan tapi dengan porsi yang sangat sedikit untuk Si Kecil. Setelah itu, jangan lupa bimbing anak untuk membersihkan giginya.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: